Wabah Covid-19, AS Minta Mahasiswa Asing yang Sepenuhnya Terapkan Kuliah Online untuk Pulang
WASHINGTON, iNews.id - Pemeintah Amerika Serikat meminta mahasiswa asing yang sepenuhnya menjalankan perkuliahan online selama musim gugur untuk pulang terkait lonjakan kasus virus corona.
Namun mereka yang harus menghadiri kelas karena perkuliahan tak memungkinkan digelar online, seperti praktik di laboratorium, tetap diperbolehkan berada di AS.
Otoritas imigrasi dan bea cukai AS (ICE) menyatakan mahasiswa F-1 dan M-1 non-imigran yang beban perkuliahan tidak sepenuhnya online bisa tetap berada di AS.
Mahaiswa F-1 merupakan mereka yang berkuliah umum, sedangkan M-1 untuk kejuruan atau vokasi.
"Mahasiswa aktif yang saat ini berada di Amerika Serikat dan terdaftar dalam program semacam itu harus meninggalkan negara atau mengambil tindakan lain, seperti mentransfer ke sekolah dengan instruksi langsung sehingga mereka tetap sah menurut hukum," bunyi pernyataan ICE, dikutip dari AFP, Selasa (7/7/2020).
ICE menambahkan, Departemen Luar Negeri AS tidak akan mengeluarkan visa untuk mahasiswa yang terdaftar di kampus-kampus dan/atau program-program yang sepenuhnya online untuk masa perkuliahan musim gugur. Hal serupa diterapkan otoritas Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan.
Sebagian besar perguruan tinggi dan universitas AS belum mengumumkan rencana perkuliahan di semester musim gugur.
Namun sejumlah kampus sedang mempelajari model pembelajaran hybrid, yakni memadukan online dan tatap muka.
Beberapa lainnya, termasuk Universitas Harvard, menyatakan semua perkuliahan dilakukan secara online. Namun Harvard membolehklan sekitar 40 persen mahasiswanya datang ke kampus.
Data Institut Pendidikan Internasional (IIE) mengungkap saat ini ada lebih dari 1 juta mahasiswa asing di AS untuk tahun akademik 2018-2019. Jumlah mahasiswa asing terbanyak berasal dari China, diikuti oleh India, Korea Selatan, Arab Saudi, dan Kanada.
Editor: Anton Suhartono