Warga Gaza Trauma Diserang Israel Lagi: Saya Kira Perang Telah Berakhir!
Pelanggaran Gencatan Senjata dan Trauma Kolektif
Pemerintah daerah Gaza menuduh Israel melakukan pelanggaran terang-terangan terhadap perjanjian gencatan senjata yang seharusnya masih berlaku. Serangan demi serangan, kata mereka, menunjukkan bahwa Israel tidak serius menghormati kesepakatan damai.
Para psikolog di Gaza memperingatkan bahwa dampak serangan berulang ini bisa menimbulkan trauma kolektif yang mendalam, terutama pada anak-anak. Banyak di antara mereka mengalami gangguan tidur, mimpi buruk, dan ketakutan berkepanjangan.
Krisis Kemanusiaan yang Tak Berhenti
Serangan terbaru juga memperparah kondisi kemanusiaan di Gaza. Ribuan keluarga masih tinggal di kamp-kamp pengungsian dengan pasokan air bersih dan makanan yang minim. Rumah sakit kewalahan menampung korban luka, sementara listrik hanya menyala beberapa jam sehari.
Dengan gencatan senjata yang terus dilanggar, warga Gaza kini tak lagi tahu kapan perang benar-benar akan berakhir.
“Kami tidak percaya lagi pada kata ‘gencatan senjata’. Setiap kali kami berharap damai, bom datang lagi,” ujar seorang pengungsi pria di Beit Hanoun.
Bagi warga Gaza, hidup di antara perang dan perdamaian yang rapuh telah menjadi rutinitas yang menyakitkan, dan setiap serangan baru hanya memperdalam luka lama yang belum sempat sembuh.
Editor: Anton Suhartono