Warga Jepang Kisahkan Kedahsyatan Gempa M7,6: Tak Bisa Berdiri!
Kerusakan dan Luka-Luka
Badan Penanggulangan Kebakaran dan Bencana Jepang melaporkan sedikitnya 23 orang luka, satu di antaranya dalam kondisi serius. Meski ada tsunami, namun mayoritas korban luka disebabkan tertimpa pecahan langit-langit atau benda yang jatuh saat guncangan mengguncang bangunan.
Di Hachinohe, pecahan kaca terlihat berserakan di jalanan. Sejumlah tamu hotel harus dilarikan ke rumah sakit, meski semuanya dilaporkan dalam kondisi sadar. Seorang pengendara mobil juga mengalami luka setelah kendaraannya terjerumus ke dalam lubang yang terbentuk akibat gempa.
Evakuasi Massal dan Tsunami
Meski tsunami terpantau hanya mencapai 20 hingga 70 sentimeter di berbagai kawasan pantai Hokkaido dan Aomori, peringatan awal dengan potensi hingga 3 meter membuat ribuan warga bergegas menuju dataran tinggi.
Setelah beberapa jam, peringatan itu diturunkan menjadi peringatan dini, sebelum akhirnya dicabut sepenuhnya pada Selasa (9/12/2025) dini hari.
Guncangan kuat juga membuat layanan kereta cepat Shinkansen antara Fukushima dan Aomori dihentikan sementara. Operator memastikan layanan kembali normal pada Selasa (9/12/2025) pagi.
Alarm peringatan gempa berbunyi serentak di ponsel warga, memberi tanda bahaya yang membuat suasana malam itu berubah menjadi penuh kecemasan.
Editor: Anton Suhartono