Waspada Efek Jangka Panjang Covid!
Beberapa masalah yang berlanjut itu sekaligus mencerminkan bahwa gejala yang sama juga dialami para pasien yang selamat dari SARS pada 2003. Seperti diketahui, SARS adalah sindrom pernapasan akut parah yang juga disebabkan oleh virus corona.
Para peneliti di Kanada menemukan bahwa sepertiga dari pengidap SARS mengeluhkan kesehatan mental yang lebih buruk setahun setelah infeksi. Sebanyak 40 persen pasien SARS di negara itu juga mengalami kelelahan kronis selama rata-rata 41,3 bulan.
Ahli penyakit menular dari Singapura, Dr Asok Kurup mengatakan, efek begitu panjang yang dialami pasien setelah terinfeksi parah memang pernah terjadi, meskipun hal itu tidak umum. “Influenza parah, terutama pada mereka yang berakhir dengan gagal napas, dapat diikuti oleh masalah pernapasan yang membutuhkan waktu lama untuk pulih,” tuturnya, dikutip dari The Straits Times, Rabu (13/1/2021).
“Beberapa jenis adenovirus kadang-kadang dapat menyebabkan gagal pernapasan dan bahkan gagal ginjal, dan kami telah melihat beberapa kasus membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk pulih,” ucap Dr Kurup.
Dia mengatakan, para dokter di Singapura saat ini sedang memeriksa beberapa pasien yang telah pulih dari Covid-19, tetapi masih mengalami masalah pernapasan.
Sementara, konsultan senior penyakit menular di Rumah Sakit Universitas Nasional Singapura, Profesor Dale Fisher, meyakini adanya long Covid atau gejala yang dialami mantan pasien Covid-19 dalam waktu lama.
“Saya percaya bahwa apa yang disebut ‘Covid jangka panjang’ itu memang ada. Akan tetapi, sulit untuk mengklaim semua gejala itu sepenuhnya kepada Covid-19 secara khusus, tanpa penelitian lebih lanjut,” ucapnya.
Dia menuturkan, kecemasan, depresi, serta gangguan tidur saat ini lebih umum dirasakan, bahkan pada orang-orang tanpa Covid-19 sekalipun. Akan tetapi, temuan-temuan objektif seperti perubahan hasil pemeriksaan radiologis pada dada, serta penurunan fungsi ginjal itu sulit untuk diperdebatkan, jika bukan akibat Covid.