Wilayah Bebas Tikus di Dunia, Adakah?
JAKARTA, iNews.id – Adakah wilayah bebas tikus di dunia? Nyatanya, tikus sudah menjadi hama yang hidup berdampingan dengan manusia di berbagai wilayah.
Meskipun demikian, terdapat suatu lokasi atau provinsi di Kanada yang terbebas dari hama tikus. Langkanya tikus di provinsi tersebut ternyata merupakan hasil dari upaya pemberantasan tikus yang dilakukan secara gencar oleh pemerintah setempat selama bertahun-tahun.
Lalu, dimana wilayah bebas tikus di dunia saat ini? Bagaimana cara pemerintah setempat membuat wilayahnya tidak terjangkit hama tikus?
Wilayah bebas tikus di dunia
Di Kanada, terdapat sebuah provinsi bernama Alberta dengan luas mencapai 661 ribu Km2 yang memiliki predikat sebagai wilayah yang bebas dari hama tikus. Padahal, kota tersebut dulunya sempat diserang oleh tikus-tikus Norwegia pada tahun 1950-an.Tikus-tikus tersebut masuk ke Alberta melalui perbatasan bagian timur.
Parahnya, tikus Norwegia ini memiliki masa kehamilan yang sangat singkat dengan jumlah bayi yang banyak sehingga Kota Alberta seperti diserbu dengan jutaan tikus dalam waktu yang sangat cepat. Tikus-tikus tersebut masuk ke pemukiman warga, ladang pertanian, hingga tiba-tiba keluar dari toilet rumah.
Dengan adanya serangan tikus Norwegia ini, pemerintah Kota Alberta melakukan berbagai upaya pemberantasan.
Petugas penanganan hama tikus memblokir berbagai jalur perbatasan yang menjadi gerbang masuknya tikus ke Kota Alberta menggunakan racun Warfarin.
Tak hanya di jalur perbatasan, petugas juga melakukan pemusnahan tikus yang masuk ke daerah pertanian, tempat pembuangan sampah, dan pemukiman warga.
Racun tikus pun didistribusikan ke rumah-rumah warga untuk turut memusnahkan hewan pengerat tersebut.
Demi menggalakkan upaya pemusnahan tikus, pemerintah Kota Alberta gencar melakukan kampanye pemberantasan tikus dengan menempel sejumlah poster berslogan ‘Bunuh tikus saat melihatnya’ atau ‘Mereka adalah ancaman kesehatan, rumah, dan industri’.
Program pemberantasan tikus tersebut bahkan didanai oleh pemerintah hingga mencapai USD372 atau Rp5,3 miliar agar terealisasi dengan baik.
Hasilnya, tikus yang semula memasuki 500 lokasi pada tahun 1950-an berkurang menjadi 50 lokasi di tahun 1970.