2 Provokator Kericuhan Konser Lentera Festival Terancam 6 Tahun Penjara
TANGERANG, iNews.id - Polisi menetapkan SB dan ANH sebagai tersangka yang diduga memprovokasi kericuhan konser Lentera Festival 2024 di Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, pada Minggu (23/6/2024) lalu. Keduanya terancam hukuman enam tahun penjara.
Kasat Reskrim Polresta Tangerang, Kompol Arief Nazarudin menyebutkan perbuatan keduanya memenuhi unsur tindak pidana yakni sebagai provokator dan perusak atau pembakar hingga penjarah fasilitas panggung milik vendor kegiatan tersebut.
“Untuk keduanya tersangka yakni inisial SB, sebagai provokator, perusakan beberapa barang dan pengambil barang. Dan inisial ANH sebagai perusak dan pembakar beberapa barang milik vendor," kata Arief kepada wartawan, Minggu (8/7/2024).
Menurutnya, SB dan ANH dijerat pasal berlapis. Keduanya disangkakan melanggar Pasal 363 dan 170 KUHP.
“Dengan ancaman hukuman maksimal enam tahun penjara,” kata dia.
Sebelumnya, polisi menetapkan Ketua Panitia Lentera Festival 2024 MDPA (27) sebagai tersangka. Dia terancam hukuman lima tahun penjara.
“Dugaan Tindak Pidana Perlindungan Konsumen dan atau Tindak Pidana Penipuan dan atau Tindak Pidana Penggelapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 Ayat (1) Jo Pasal 8 huruf f dan/atau Pasal 62 Ayat (2) Jo Pasal 16, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan atau Pasal 378 KUH-Pidana dan atau Pasal 372 KUH-Pidana,” kata Arief.
MDPA ditangkap di kawasan Lebak, Banten. Menurut Arief, tersangka kabur untuk menenangkan diri.
“Jadi yang bersangkutan melarikan diri ke daerah Kabupaten Lebak, kemudian itu di lokasi tempat paniisan. Kalau bahasa sunda, paniisan itu tempat menenangkan diri. Itu rumah yang memang mengenal, makanya ke sana,” ujar dia.
Berdasarkan pengakuan, kata Arief, penyidik menduga MDPA sengaja kabur untuk menghindari pengejaran polisi.
“Jadi bahasa menenangkan diri itu untuk menghindari dicari orang, menenangkan diri di tempat saudara ini. Pelaku melarikan diri untuk menghindari pertanggungjawaban hukum,” tutur dia.
MDPA sempat dilaporkan ke polisi atas dugaan penggelapan uang.
Editor: Rizky Agustian