Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Cerita Sandiaga Uno Maju Pilgub Jakarta 2017, Sempat Tak Pede hingga Berpasangan dengan Anies
Advertisement . Scroll to see content

Anies: Perubahan Nama Jalan Butuh Kajian Akar Sejarah Kewilayahan

Jumat, 29 Oktober 2021 - 01:59:00 WIB
Anies: Perubahan Nama Jalan Butuh Kajian Akar Sejarah Kewilayahan
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. (Foto: Instagram)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan pandangannya terkait usulan perubahan nama jalan di Ibu Kota. Menurut dia, perubahan itu membutuhkan kajian mengenai akar sejarah kewilayahan di daerah setempat.

Pandangan tersebut disampaikan Anies pada webinar bertajuk “Perubahan Nama Jalan di Provinsi DKI Jakarta” yang diselenggarakan Komite III DPD RI di Jakarta, Kamis (28/10/2021). Menurut dia, yang menjadi pertimbangan usulan perubahan nama jalan bukan hanya kelayakan nama yang diusulkan sebagai pengganti. Tetapi juga akar sejarah yang direpresentasikan oleh jalan tersebut sebelumnya.

Kajian mengenai akar sejarah itu, kata dia, diperlukan sebagai dasar yang solid untuk melakukan perubahan nama jalan. Itu karena tidak sedikit jalan di Jakarta yang memiliki akar sejarah panjang, atau tempat terjadinya peristiwa bersejarah bagi bangsa.

Anies mencontohkan, jalan yang dibangun oleh pemerintah masa kini seperti Jalan Kanal Banjir Timur di Jakarta Timur, diberikan seiring dengan proyek Kanal Banjir Timur.

Lain halnya dengan nama Jalan Cikini Raya dan Kramat Raya yang sudah diberikan sejak lama, menurut dia, tentunya ada akar sejarah di tempat itu. “Sehingga pandangan dari para sejarawan penting untuk didengar,” ujarnya.

Sementara itu, sejarawan JJ Rizal pada webinar tersebut menyatakan, setiap nama jalan memiliki kepingan memori untuk sebuah daerah.

“Ini adalah lorong sejarah dari ingatan kolektif masyarakat pada nama tersebut dan diharapkan diwarisi turun-temurun ke generasi sesudahnya,” kata Rizal.

Dia mencontohkan, nama Jalan Warung Buncit di Jakarta Selatan, yang diyakininya berasal dari nama salah satu keturunan Tionghoa bernama Tan Bun Tjit yang memiliki usaha warung di kawasan tersebut. Menurut Rizal, Tan Bun Tjit adalah orang yang dermawan pada masyarakat.

Tan Bun Tjit adalah seorang pengusaha yang selalu membantu masyarakat Betawi yang miskin di daerah tersebut. Karena jasanya, maka namanya diabadikan menjadi nama jalan Warung Buncit. 

“Ketika ada usulan nama Jalan Warung Buncit Raya akan ganti dengan nama Jenderal Besar AH Nasution, terjadi perdebatan panjang,” ucap Rizal.

Pada usulan perubahan nama jalan, kata dia, haruslah dilihat sejarah yang utuh dan komprehensif agar tidak menghilangkan akar sejarah yang ada di kawasan tersebut. “Kita harus awas, tindakan untuk mengubah nama jalan itu penting karena kita kan memberikan memori dan akan menambah memori,” tuturnya.

Usulan perubahan nama jalan, kata dia, harus memperhitungkan betul nama jalan yang akan diubah, karena pasti ada muatan nilai-nilai sejarah di dalamnya dan harus mempertimbangkan respons atas masukan dan kritik terhadap perubahan nama jalan yang diusulkan.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut