Cerita Pilu Anak di Cilincing Meninggal karena Gagal Ginjal, Muntah-Muntah usai Minum Obat Sirop
Hasan mengatakan putrinya meninggal karena gagal ginjal. Saat di RSUD Cilincing, dokter sudah menyebutkan ada kendala di ginjal putrinya dan harus dilakukan cuci darah.
"Ya kalau kita mah kalau cuci darah tahunya kan itu pasti gagal ginjal. Tapi dia enggak konfirmasi langsung ini gagal ginjal gitu. Mungkin karena dia jaga perasaan saja ke kita ya sudah gitu aja terus kita dirujuk," katanya.
Hasan menuturkan jika dirinya tidak menyangka kasus yang dialami putrinya dua minggu silam menjadi seramai kondisi yang terjadi saat ini. Dirinya terheran mengapa anak kecil bisa terkena gagal ginjal.
"Kalau kita sih sebenarnya qodarullah ya, semuanya jadi enggak lepas dari takdir Allah gitu. Dari penyakit seperti ini waktu itu memang belum ramai jadi kita ya ikhlas aja gitu enggak pernah cari tahu dari mana gitu," Tuturnya.
Melihat pemberitaan sekaligus kondisi yang terjadi saat ini, Hasan berharap ada tindak lanjut cepat yang dilakukan pihak rumah sakit dan juga pemerintah dalam hal ini Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM).
"Ke depannya sih harapannya dari pihak rumah sakit dan BPOM lebih teliti lagi saja, karena ini kan anak kecil gitu anak kecil kan masa depannya masih panjang saja lebih teliti aja gitu itu harapannya," ucapnya.
Sementara itu, Dokter Umum Klinik Dompet Dhuafa (DD) Rorotan dr Ridho Andriansyah mengatakan pihaknya menangani pasien atas nama F (Fatimah) (6) dengan kondisi adanya keluhan tenggorokan.
"Untuk kasus satunya atas inisial F juga, usia 6 tahun. Dia datang dengan keluhan sakit tenggorokan, faringitis pada tanggal 21 September 2022," kata Ridho.
Menurut Ridho, pihaknya tidak terlalu mengetahui pasien F telah meninggal karena gagal ginjal. Namun kondisi ini didapatkan langsung dari pihak kepolisian.
"Kalau untuk kondisi, saya pun baru mendapat info bahwa pasien ini diinfokan dua hari yang lalu oleh pihak Polres, bahwa pasien tersebut meninggal di rumah sakit," ucapnya.
Ridho menambahkan terkait penanganan gagal ginjal akut yang terjadi saat ini menjadi sebuah persoalan kompleks untuk diidentifikasi. Dia menyebut banyak pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan.
"Seperti pemeriksaan darah, urine, dan semacamnya. Kita tidak bisa melakukan proses tersebut di klinik maupun di Puskesmas. Yang paling memungkinkan pemeriksaan darah untuk mengonfirmasi infectious-nya," ucapnya.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat jumlah temuan kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) di Indonesia mencapai 255 orang per Senin (24/10/2022). Ratusan kasus itu teridentifikasi di 26 provinsi Indonesia.
Editor: Rizal Bomantama