Diteror Bom Molotov, Kapitra: Ini Mungkin terkait Aktivitas Politik
Kapitra mengaku tidak tahu motif teror bom itu. Namun dia menduga terkait dengan aktivitas politiknya. ”Bisa jadi karena itu, sangat mungkin,” kata dia.
Ditanya apakah ini terkait dengan keputusannya bergabung dengan PDIP? Kapitra tak menampiknya. ”Ya, mungkin saja. Tapi nanti biar polisi yang menyelidki,” kata dia.
Untuk diketahui, pernah dikenal sebagai pengacara Imam Besar Front Pembela Islam Habib Rizieq Syihab, Kapitra mendadak jadi caleg dari PDIP. Sempat membantah, bahkan sesumbar tidak tahu kalau dirinya jadi caleg, Kapitra akhirnya mengakui.
Dalam konferensi pers yang digelarnya di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Selasa (24/7/2018), Kapitra mengaku telah mempertimbangkan matang untuk maju caleg. Dia bahkan relah dipanggil “cebong”.
Kapitra mengaku siap menerima segala risiko atas keputusannya menjadi caleg lewat PDIP. Dia pun mengaku siap mendapat caci-maki lantaran pilihannya tersebut. Pria yang pernah mencalonkan diri dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Barat (Pilgub Sumbar) 2005 itu menganggap langkah yang diambilnya saat ini sebagai salah satu upaya untuk membela para ulama.
“Saya masuk PDIP (ingin) membela ulama, membela Indonesia, karena Indonesia ini terdiri dari pulau dan ratusan suku dan bermacam agama. Jadi, di situ kesatuan yang tidak boleh dipisah,” ucapnya.
Editor: Zen Teguh