Kawasan Penataan Tanah Abang Menjadi Tujuan Wisata Libur Natal
JAKARTA,iNews.id – Kawasan penataan pedagang kaki lima (PKL) di Tanah Abang menjadi tempat tujuan wisata alternatif bagi warga mengisi libur Natal. Ribuan warga memadati Jalan Jati Baru atau depan pintu lama Stasiun Tanah Abang hari ini. Pengunjung hendak berbelanja atau sekedar penasaran dengan bentuk baru kawasan tersebut.
Dari pantauan iNews, warga mulai memadati sepanjang Jalan Jati Baru sejak PKL membuka tenda pukul 08.00 WIB. Mereka juga rela menunggu para pedagang selesai menata barang dagangannya. Rata-rata pengunjung keluar dari Stasiun Tanah Abang.
“Habis antar anak tadi, ya sudah mampir dulu buat belanja,” kata seorang pengunjung, Erna di Tanah Abang, Senin (25/12/2017).
Selain menyukai belanja di Tanah Abang karena harganya lebih murah, warga asal Kebayoran Lama ini mengaku penasaran dengan bentuk baru penataan PKL di Jalan Jati Baru. Menurut dia, sekarang lebih nyaman dan aman berbelanja karena pedagang tertata rapi.
“Lebih enak sekarang, aman, terus kita juga bisa jalan tenang, kalau kemarin kan seperti buru-buru kayak gak punya teman. Alhamdulillah kalau begini aman,” kata dia.
Sejak Pemerintah Provinsi DKI menata PKL dengan membangun tenda sekitar 400 buah di sepanjang Jalan Jati Baru, pedagang dapat leluasa berjualan dari pukul 08.00-18.00 WIB. Pedagan juga merasa nyaman karena tidak dikejar-kejar Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) lantaran berjualan di atas trotoar.
“Pembeli lebih tertarik sekarang, karena kita diberi tenda jadi lebih rapi. Banyak yang suka makanya ramai ke sini,” kata seorang pedagang, Azri.
Pedagang lain Ida mengaku, omzet penjualannya meningkat sejak dibuka Jumat 22 Desember. Menurut dia, kondisi itu dikarenakan tampilan baru tempat berjualan para PKL sekaligus bertepatan dengan libur panjang.
Ida yang biasanya berjualan baju dan celana mendapat Rp400.000 hingga Rp600.000 per hari, sekarang naik 30-40 persen.
“Lumayan ada tambahan. Tidak semua pengunjung dari luar kota, orang daerah juga ada. Sekarang lumayan tambahnya bisa buat makan, ya sekitar 30-40 persen. Kalau dulu diuber-uber, gimana bisa untung, yang ada jantungan,” ucap Ida.
Editor: Khoiril Tri Hatnanto