Kerugian Banjir Jakarta 2020 Lebih Rendah daripada 2015, 2014, dan 2013
JAKARTA, iNews.id – Bank Indonesia (BI) Perwakilan DKI Jakarta mencatat bencana banjir yang terjadi di Ibu Kota sejak 1 Januari 2020 menyebabkan kerugian materiel sebesar Rp960 miliar. Kepala Perwakilan BI DKI Jakarta, Hamid Ponco Wibowo mengatakan, jumlah itu didapat berdasarkan laporan dari berbagai himpunan asosiasi pedagang, maupun pengusaha di Jakarta.
“Kami ini menghitung secara umum, dan menghimpun data-data dari asosiasi seperti Aprindo, Hipmi, dan Kadin. Setelah dijumlahkan, angkanya kira-kira sekitar Rp1 triliun,” ujar Ponco dalam diskusi di kawasan Wahid Hasyim, Jakarta, Jumat (28/2/2020).
Menurut dia, angka Rp1 triliun tersebut jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan kerugian banjir yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Ponco mengatakan, pada 2002, kerugian akibat banjir Jakarta hampir 10 kali lipat dari sekarang. “Tahun 2002, itu kerugian kita DKI Jakarta akibat banjir mencapai Rp9,8 triliun,” kata dia.
Ponco menuturkan, akibat banjir Jakarta 2020, banyak sektor yang mengalami kerugian di antaranya sektor perdagangan, transportasi, pergudangan dan logistik, dan badan/jasa keuangan. “Banjir kemarin itu ada beberapa bank yang tidak beroperasi, ditambah dengan banyaknya toko ritel yang juga tutup dan aksesnya yang terhambat,” ucapnya.
Data yang dihimpun BI DKI Jakarta menunjukkan, pada 2002 kerugian banjir di Jakarta mencapai Rp9,8 triliun; sementara pada 2007 kerugiannya Rp8,8 triliun; 2013 kerugian sebesar Rp1,5 triliun; 2014 kerugian sebesar Rp5 triliun, dan; pada 2015 mencapai Rp1,5 triliun.