Kolaborasi Pembangunan Drainase Vertikal dalam Pengendalian Banjir Jakarta
Begitu pula dengan di DKI Jakarta yang semakin padat permukiman, mengakibatkan air yang meresap menjadi terbalik dari kondisi awal, yaitu 3-27 persen air terserap ke tanah, sedangkan yang terbuang sebanyak 73-97 persen. Akhirnya, persediaan air tanah habis, karena tidak ada yang masuk ke dalam tanah dan justru mengalir ke drainase kota.
Dimensi drainase kota di DKI Jakarta dirancang untuk menampung debit air hujan maksimal untuk curah hujan 120 mm/hari. Sementara, kita tahu bahwa hujan ekstrem juga pernah terjadi beberapa kali di Jakarta.
Dalam upaya penanggulangan banjir, Pemerintah Provinsi DKI Jakata telah melakukan berbagai upaya, antara lain pengerukan saluran, pembuatan waduk/situ/embung, kesiapan operasional pompa, dan lain-lain. Namun, hal itu belum cukup dan masih diperlukan adanya kolaborasi bersama masyarakat, salah satu bentuknya membuat drainase vertikal atau sumur resapan.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bakal melanjutkan pembuatan lebih dari satu juta sumur resapan atau drainase vertikal. Seperti diketahui, program pembuatan sumur resapan ini menjadi salah satu pengendalian banjir Jakarta.
Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarya, Juaini mengatakan nantinya program pembuatan sumur resapan atau drainase vertikal ini akan melibatkan masyarakat dalam pengerjaannya. Namun untuk pengadaan material akan difasilitasi oleh Dinas SDA DKI Jakarta.
"Rencananya, nanti kami minta pembuatan sumur resapan ini dilakukan secara padat karya. Jadi, dari warga bisa ikut andil membuat sumur resapan," ucap Juaini dalam rapat pengendalian banjir yang ditayangkan akun Youtube Pemprov DKI beberapa waktu lalu.