Kronologi Pembunuhan Ibu-Anak dalam Toren di Tambora, Bermula dari Ritual Pengganda Uang
Tipu daya pelaku ke korban pun berhasil. Saat itu, pada awal Februari korban Enci menunjukkan sejumlah uang kepada tersangka dan memintanya untuk digandakan.
Pelaku kemudian mengelabui korban dengan berpura-pura mengaku sebagai dukun bernama Kakang dengan menggunakan nomor telepon yang lain.
“Tersangka menggunakan nomor handphone lain yang mengaku sebagai Krismartoyo atau dukun pengganda uang. Dan juga menggunakan nomor lain sebagai Kakang untuk mencarikan jodoh kakak Pelapor atau korban kedua,” ungkapnya.
Pada 1 Maret 2025, pelaku dan korban janjian untuk melakukan ritual spiritual penggandaan uang, sekaligus mencarikan jodoh untuk Eka yang merupakan anak pertama Enci.
Pada saat kejadian, Eka bersiap di kamar mandi dengan menggunakan sarung untuk ritual mencari jodoh. Sedangkan Enci, bersiap di ruangan lain untuk ritual penggandaan uang.
“Tetapi pada saat proses menggandakan uang, terlalu lama, dan tidak berhasil. Akhirnya, korban pertama marah-marah kepada pelaku dan juga mencaci maki pelaku. Saat itulah, pelaku merasa tersinggung, merasa emosi,” kata Twedi.
Editor: Puti Aini Yasmin