Penderita Difteri Capai 100 Orang Lebih, Anies Gencarkan Imunisasi
JAKARTA,iNews.id – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendapat laporan bahwa kasus penyakit difteri di Jakarta mencapai 109 kasus sepanjang 2017. Anies meminta program Outbreak Response Immunization (ORI) lebih digalakkan lagi.
Anies mengatakan, sebelumnya hanya menargetkan 1,2 juta anak Jakarta yang berusia di bawah 19 tahun mendapat ORI, nantinya meningkat menjadi 1,9 juta anak.
“Ini sudah terjangkau 622 ribu anak yang terimunisasi. Kita akan meneruskan hingga semua yang usia di bawah 19 tahun tuntas,” kata Anies di Balai Kota Jakarta, Rabu (3/1/2017).
Menurut Anies, lompatan penyebaran difteri di Jakarta terus meningkat sejak 2014. Dari empat kasus naik menjadi 10 kasus di tahun 2015. Kemudian, ada 17 kasus pada 2016 dan naik menjadi 109 kasus tahun 2017.
“Jadi lompatannya cukup tinggi, karena itu kita melakukan langkah-langkah yang juga ekstra ordinary,” ujar Anies.
Dia mengatakan, sebelumnya program ORI memang menyasar di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Utara terlebih dahulu. Sebab, dua tempat tersebut memiliki jumlah penduduk yang banyak dan diketahui persebaran difteri terbanyak dari dua daerah itu.
“Kalau kemarin kita hanya fokus mulai di Jakarta Barat dan Jakarta Utara, nanti kita menyeluruh,” terang Anies.
Program ORI ini merupakan kerja sama lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemprov DKI. Di antaranya, Dinas Komunikasi dan Informatika, Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, Biro Tata Pemerintahan, Biro Kesejahteraan Sosial, lima walikota dan satu bupati di Jakarta, tokoh lintas agama, tim Pembina Kesejahteraan Keluarga (PKK), Kader Kesehatan, Ketua RT RW, dan Kader kesehatan di tingkat kelurahan.
“Pelaksanaan ORI ini membutuhkan peran aktif masyarakat untuk memberikan perlindungan dan memutus rantai penularan dari penyakit difteri,” terangnya.
Wabah difteri merupakan penyakit infeksi yang sangat menular. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Corynebacterium Diphtheriae. Warga yang terserang difteri biasanya akan mengalami demam, batuk, sakit ketika menelan, pembengkakan pada leher, dan sulit bernafas.
“Berbagai asosiasi profesional menyampaikan kita harus meng-cover lebih dari sekedar anak-anak, tetapi juga orang dewasa di Jakarta,” ucap Anies.
Editor: Khoiril Tri Hatnanto