Pramono Minta Bus Stop Stasiun MRT Fatmawati Dipindah, Bikin Macet TB Simatupang
JAKARTA, iNews.id - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung meminta bus stop di Stasiun MRT Fatmawati, Jakarta Selatan (Jaksel) dipindahkan. Sebab, keberadaan bus stop itu dinilai menjadi salah satu biang kerok kemacetan di Jalan TB Simatupang arah Lebak Bulus.
"Saya juga sudah meminta kepada MRT dan Transjakarta, terutama untuk Transjakarta, mereka untuk mempersiapkan supaya naik turun bus, tidak lagi seperti yang tadi saya lihat," ujar Pramono di kawasan Fatmawati, Jaksel, Selasa (16/9/2025).
Menurut dia, bus Transjakarta yang berhenti untuk mengangkut dan menurunkan penumpang di Stasiun MRT Fatmawati menutup satu jalur. Sehingga, kemacetan tidak bisa dihindarkan.
"Itu menutup dari dua jalur menjadi tinggal satu jalur, dan itu menjadi salah satu penyebab kemacetan yang ada di TB Simatupang ini," kata Pramono.
Diketahui, bus stop MRT Fatmawati melayani rute 7A (Kampung Rambutan-Lebak Bulus), D21 (Universitas Indonesia-Lebak Bulus), dan D41 (Sawangan-Lebak Bulus).
Sebelumnya, Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta berkolaborasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) menerapkan uji coba penggunaan satu lajur paling kiri di Gerbang Tol Fatmawati 2 secara gratis. Pengemudi mobil dari Jalan Fatmawati yang hendak menuju kawasan Lebak Bulus bisa memanfaatkan jalan tol tersebut secara gratis.
Kebijakan itu sebagai upaya mengurai kemacetan di sekitar Stasiun MRT Fatmawati dan Jalan TB Simatupang.
“Masyarakat dari Jalan Fatmawati yang akan menuju Lebak Bulus, selain menggunakan jalan eksisting, dapat juga menggunakan tambahan satu lajur paling kiri dari gerbang tol Fatmawati 2 dan tanpa dipungut biaya," kata Kepala Dishub DKI Jakarta, Syafrin Liputo di Jakarta, Minggu (14/9/2025).
Syafrin menyampaikan, kebijakan ini berlaku hanya untuk kendaraan roda empat.
"Uji coba akan dilaksanakan pada Senin-Jumat, 15-19 September 2025, pukul 17.00-20.00 WIB. Hal ini merujuk pada data Dishub DKI Jakarta terkait volume kendaraan yang tinggi pada jam sibuk (peak hours)," ungkapnya.
Editor: Rizky Agustian