Saksi Kedahsyatan Tsunami Anyer, Diawali Suara Gedebum, Mirip Ledakan

Sesaat kemudian, orang-orang berlarian. Panik. Sebagian menuju ke bungalow saya, yang lokasinya paling jauh dari pantai. Area playground tempat bermain anak tetiba sudah dipenuhi air laut. Warung tempat kami menyewa ban dalam bekas, porak-poranda, rata dengan tanah. Listrik padam.
Di tengah kepanikan, insting jurnalis saya muncul. Saya melaporkan kejadian ini ke kantor iNews. Setelah mengirimkan foto, naskah, dan video untuk portal berita iNews.id, saya kemudian live by phone dengan iNews TV.
Seusai tugas itu, saya baru sadar, ternyata kami menjadi yang terakhir di Wisma Kompas Karangbolong. Posisi saya bersama keluarga sekitar 100 meter dari bibir pantai.
Ombak yang mereda, membuat saya tenang. Apalagi mendapat kabar dari Jakarta, bencana ini bukan tsunami, hanya ombak tinggi karena air laut pasang.
Setengah jam menunggu, sambil terus melaporkan perkembangan situasi ke kantor, ada petugas satpam menghampiri. Meminta kami untuk segera meninggalkan lokasi dan mencari tempat yang lebih aman.