Sumur Mengering, Warga Bekasi Terpaksa Gunakan Air Limbah untuk MCK
JAKARTA, iNews.id – Semakin hari, kebutuhan air bersih bagi sebagian warga di Kabupaten Bekasi makin mengkhawatirkan. Kelangkaan air bersih memaksa warga menggunakan air sungai yang tercemar limbah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Krisis air bersih terparah terjadi di Kampung Waluya dan Kampung Walahir di Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi. Warga yang biasa menggunakan air sumur untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, terpaksa menggunakan air kotor di bantaran Kali Cilemeh Abang.
Dari pantauan, air sungai Cilemeh Abang berwarna hitam pekat. Diduga tercemar limbah industri yang berada di kawasan Cikarang, Bekasi. Selain itu juga tercium aroma tak sedap dari Kali Cilemeh Abang.
Warga Kampung Waluya, Aminah mengatakan, warga terpaksa menggunakan air sungai Cilemeh Abang lantaran sumur mengering akibat kemarau panjang.
“Sepanjang tanggul pakai air ini. Kalau saya enggak punya air, sumur kering. Dulu air kali enggak seperti ini, jadi kita sebenarnya dulu biasa pakai air sungai,” kata Aminah di Bekasi, Senin (6/8/2018).
Kendati air kali sudah keruh, berwarna hitam, dan bau tetap memanfaatkan untuk kebutuhan mandi, cuci, dan kakus (MCK). Aminah menuturkan, krisis air bersih ini sudah dirasakan sejak satu bulan terakhir.

Ketua RT setempat Ade Suharto mengatakan, selain menggunakan air sungai, warga juga terpaksa membeli air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Ade berharap pemerintah memperhatikan kondisi warganya. Dia khawatir kondisi air sungai yang tercemar dapat menyebabkan serangan penyakit kulit.
“Kondisinya bisa dilihat sendiri, kotor, bau. Karena sini daerah kawasan industri kemungkinan tercemar limbah pabrik,” ujar Ade.
Editor: Khoiril Tri Hatnanto