Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Menteri PPPA: Pesantren Harus Jadi Tempat Aman dan Bebas Kekerasan
Advertisement . Scroll to see content
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Sebanyak 41 anak di Tangerang menjadi korban kekerasan seksual. Pelakunya guru yang mengajari, menemani anak-anak tersebut.

Nyaris bersamaan, di Bandung anak yang baru tumbuh, menjadi pemeran video mesum. Dia berlaku bak pria dewasa dengan perempuan dewasa. Direkam, ditonton banyak orang. Ibu si anak memperoleh keuntungan materi dari bayaran sebagai pemain film.

Kejadian di Bandung dan Tangerang menguatkan tesis, pelaku kekerasan fisik maupun seksual terhadap anak, orang dekat dengan korban. Salah seorang korban di Tangerang curhat karena sering dirundung rekan sebaya. Sang guru bertindak sebagai pahlawan pelindung. Tidak gratis, si anak menjadi korban pemuas kebiadaban.

Di Bandung alasan ekonomi menjadi pembenar. Korban adalah anak jalanan yang terpaksa mencari uang tambahan. Pergaulan jalanan membuatnya dewasa sebelum waktunya. Keluarga yang seharusnya melindungi, malah menjerumuskannya.

Predator ada di sekitar, membuat kekerasan terhadap anak tak pernah berujung. Setiap ada kejadian disikapi dengan reaktif. Kasus pemerkosaan massal terhadap siswa di Bengkulu 2016, memicu kemarahan publik, dijawab pemerintah dan DPR dengan Perppu kebiri.  Setahun lebih, hukuman keras itu belum memakan korban.

Justru korban anak terus berjatuhan. Tak hanya fisiknya yang ternoda, jiwa mereka, anak-anak yang kehidupannya masih panjang itu, juga ternoda.

Sampai kapan?
Saksikan DelikTeror Predator Anak” Minggu (14/1/2018)  tengah malam, hanya di RCTI.

Editor: Masirom Masirom

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut