Terungkap, Mario Dandy Sempat Cerita ke Rafael Alun usai Aniaya David Ozora

JAKARTA, iNews.id - Mario Dandy Satriyo mengungkap dirinya sempat menghubungi ayahnya, Rafael Alun Trisambodo usai menganiaya Davidi Ozora. Rafael pun merespons agar Mario tak melakukan hal yang aneh-aneh.

"Saudara ada telepon dengan orang tua saudara? Siapa orang tua saudara? Namanya siapa?" tanya Hakim kepada Mario di persidangan, Selasa (4/7/2023).

Baca Juga

8 Negara Penguasa Tambang di Dunia pada 2025, Semua Negara Adikuasa Masuk Daftar

"Ada Yang Mulia. Ayah saya Yang Mulia," jawab Mario.

Menurutnya, dia awalnya dihubungi Rafael Alun melalui sambungan telepon. Rafael diketahui mengajak Mario Dandy untuk makan malam. Namun, Mario justru mengaku ke ayahnya dia telah menganiaya seseorang.

Baca Juga

Momen Mario Dandy Nangis di Persidangan saat Saksikan Shane Lukas Berlinang Air Mata

"Iya, ayah saya, nanya Den kamu di mana ayo makan malam di telepon. Saya jawab nanti, aku habis berantem sama orang," tutur Mario menirukan percakapannya dengan Rafael Alun.

"Dia tanya kok bisa sih kaya gini, papa sudah bilang kamu jangan aneh-aneh, saya bilang aku kebawa emosi Pa, dia ngelecehin si Agnes," ujarnya.

Mario juga menerangkan, dia sempat melakukan panggilan video grup bersama Natalia yang menjadi saksi aksi kejinya pada David. Mario menyebut David sudah dibawa ke rumah sakit dan akan bertanggung jawab atas biaya pengobatannya. 

"Mau tanggung jawab karena ulah saya, kita bilang tanggung jawab Bu," ujarnya.

Mario menambahkan, dia langsung mengirimkan video penganiayaan yang dilakukan kepada tiga temannya.Yang merekam video saat itu Shane Lukas yang juga merupakan terdakwa. 

"Apa maksudnya saudara kirim ke teman saudara?" tanya Hakim. 

"Saya kesal saja sama David. Tadi habis saya pukulin nih, saya sekarang mau ditahan sama polisi gitu, saya bilang begitu pertama ke El," kata Mario.

Diketahui kasus penganiayaan David Ozora oleh Mario Dandy berdampak terhadap karier Rafael Alun. Rafael kini mendekam di penjara sebagai tahanan kasus gratifikasi dan dipecat dari pegawai pajak.

Editor: Rizal Bomantama