Terungkap, Ustaz di Depok Lakukan Pencabulan di Ruang Majelis Taklim

JAKARTA, iNews.id - Polisi berhasil meringkus ustaz Muhammad Marin Surya, sebagai tersangka kasus pelecehan seksual terhadap santriwati di bawah umur. Korban pria 57 tahun itu mencapai 10 orang.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Endra Zulpan mengatakan, Marin melakukan aksi bejatnya itu di sebuah ruangan majelis taklim yang biasa digunakan untuk melakukan konsultasi.

Baca Juga

Buru Kapal Selam Rusia, Jerman Siagakan Pesawat Penjaga Poseidon Baru

"Itu ada ruang di majelis taklim yang digunakan untuk konsultasi dan sebagainya, dan di ruang itulah dilakukan pencabulan," kata Zulfan, Selasa (14/12/2021).

Dia mengungkapkan, yang bersangkutan dalam kesehariannya merupakan guru ngaji. Adapun waktu belajar mengajar dilakukan sejak pukul 17.00 hingga selepas waktu salat Magrib.

Baca Juga

Peringatan Dini BPBD: Jakarta, Depok dan Bogor Berpotensi Hujan Hari Ini

"Ini kan murid-murid yang diajarkan mengaji oleh tersangka ya. Waktu ngajinya itu jam 5 sore sampai selesai Maghrib," katanya.

Baca Juga

Video Penyebar Berita Hoaks Babi Ngepet di Depok Divonis 4 Tahun Penjara

Zulpan mengatakan, dalam menjalankan aksinya, Marin juga mengancam para korban. Ancaman tersebut pun mengakibatkan para korban merasa ketakutan dan menuruti permintaan tersangka.

"Anak di bawah usia dapat tekanan serta ancaman, hingga dia takut melawan dan diminta untuk memegang alat vital," ujarnya.

Baca Juga

Sebar Hoaks Babi Ngepet di Sawangan Depok, Adam Ibrahim Divonis 4 Tahun Penjara

Dia memastikan, kesepuluh korban tersebut akan mendapatkan pendampingan. Selain itu, trauma healing atas kejadian tersebut juga akan diberikan.

"Dari unit PPA Polrestro Depok sudah memberikan pendampingan. Tentunya pasca-kejadian ini juga kami lakukan langkah langkah terkait trauma healing," katanya.

Sekadar informasi, peristiwa bejat tersebut terjadi di Majelis Taklim Kelurahan Kemiri Muka Beji, Kota Depok. Sebanyak 10 santriwati yang menjadi korban enam di antaranya berumur 10 tahun, umur 11 dua orang, dan yang berumur 14 dan 15 satu orang.

Editor: Ahmad Antoni