Tragedi Cikini, Bung Karno Nyaris Tewas Dibunuh dengan Ledakan 5 Granat di Sekolah Guntur dan Mega
JAKARTA, iNews.id - Sejarah mencatat Soekarno pernah berkali-kali mengalami upaya pembunuhan selama menjabat Presiden Indonesia, sedikitnya tujuh kali. Salah satu yang paling mengerikan saat Bung Karno dilempari granat di Sekolah Perguruan Cikini (Percik) Jakarta, pada 30 November 1957.
Hari itu, Bung Karno menghadiri perayaan ulang tahun ke-15 Percik sekaligus acara malam amal. Dia datang bukan sebagai presiden, tapi orang tua dari dua anaknya yang bersekolah di sana, Megawati Soekanorputri dan Guntur Soekarnoputra.
Namanya acara amal dan peringatan hari ulang tahun, sekolah ramai dengan tamu. Jumlahnya diperkirakan 500 orang. Mereka yang hadir termasuk juga anak-anak, para pengajar, anak-anak serta penonton yang berdiri di tengah hujan.
Bung Karno saat itu berjalan keluar meninggalkan lokasi acara di Sekolah Perguruan Cikini. Tiba-tiba ada sejumlah granat yang dilemparkan menyasar Bung Karno dan rombongan.
Soekarno yang jelas jadi sasaran nyaris tewas akibat serangan ledakan granat. Dengan kesigapan para pengawal, Bung Karno selamat. Namun, ledakan lima granat itu mengakibatkan sembilan orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka.
Peristiwa Cikini ini tidak bisa dilupakan oleh putri Soekarno, Megawati Soekarnoputri, sekaligus Presiden ke-5 RI. Dikutip iNews.id dari berita SINDONews "Mega Kenang Granat Cikini Sasar Bung Karno 60 Tahun Lalu" pada Kamis, 30 November 2017, Megawati mengatakan, saat itu dia mendapat tugas menjaga pameran.
"Saat itu ada acara ulang tahun sekolah. Kebetulan saya mendapat tugas menjaga pameran. Kakak saya (Guntur) bertugas menjaga permainan. Ayah saya datang sebagai orang tua murid, bukan sebagai presiden," kata Megawati.
Menurut Megawati, ratusan korban ledakan granat itu kebanyakan teman-temannya, murid Perguruan Cikini. Mereka termasuk yang meninggal dunia dan luka-luka. Ada pula yang cacat seumur hidup.
"Peristiwa ini tidak akan pernah terlupakan karena korbannya dari kawan-kawan saya saja ada 100 orang, baik yang meninggal dunia, luka parah, maupun luka ringan. Beberapa bahkan cacat seumur hidup," kata Megawati saat itu.
Tidak hanya korban, Megawati juga mengaku masih mengingat betul nama teroris yang melemparkan granat-granat ke arah ayahnya dan rombongan kala itu.
"Dulu ada satu grup yang tercuci otaknya, tidak sadar. Saadun dan Taasrif, keduanya guru yang sudah di-brainwash," ujar Megawati.