Tragedi Cikini, Bung Karno Nyaris Tewas Dibunuh dengan Ledakan 5 Granat di Sekolah Guntur dan Mega
Soekarno lolos dari serangan ledakan granat. Tapi dia terluka di lengan karena terkena kawat duri saat menerobos pagar rumah di depan Sekolah Perguruan Cikini.
"Bukan kena granat, kena kuwat duri. Waktu mbrobos pager rumah di depan sekolahmu, aku kecantol kawat durinya. Bapak disembunyikan oleh Kak Dijo dan Odin. Mereka melindungi Bapak dengan badannya. Oding ternyata kena granat di pahanya," katanya kepada Guntur.
Bung Karno mengatakan, dia kembali ke Istana dengan naik mobil lain. Sebab, mobilnya ternyata kena granat dan akhirnya mogok.
Pelaku yang melemparkan granat hingga Bung Karno nyaris kehilangan nyawa itu ternyata anak buah Kartosuwiryo. Dia adalah pemimpin pemberontakan Darul Islam (DI)/Tentara Islam Indonesia (TII).
Soekarno dikutip dari buku Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia yang ditulis Cindy Adams menyebut Kartosuwiryo sebagai kawan yang baik. Keduanya pernah tinggal bersama di Bandung dan bermimpi bersama-sama. Namun, dalam perjalanan, keduanya memilih jalan dan ideologi berbeda hingga terjadi upaya percobaan pembunuhan terhadap Soekarno.
"Di tahun 1918 ia adalah seorang kawanku yang baik. Di tahun 1920-an di Bandung kami tinggal bersama, makan bersama, dan bermimpi bersama-sama. Tetapi ketika aku bergerak dengan landasan kebangsaan, dia berjuang semata-mata menurut asas agama Islam," kata Soekarno.
Editor: Maria Christina