5. Brutus dan Caesar
Kekuasaan tirani Kaisar Romawi Julius Caesar berakhir sangat getir ketika keponakannya sendiri, Marcius Junius Brutus terlibat dalam upaya pembunuhan terhadap dirinya. Brutus bergabung dengan Senat Romawi ketika revolusi melawan Caesar mencapai puncaknya.
Meski ada protes dari istrinya, namun Brutus tetap bergabung dengan sekelompok senator yang tidak setia menyerang Caesar dengan kejam. Pengkhianatan yang sangat keji itu kemudian hari menjadi subjek dari sebuah drama kecil karya Shakespeare.
6. Mir Jafar
Mir Jafar adalah kepala tentara Bengal India selama pertengahan abad ke-18. Akan tetapi ambisinya yang tinggi ketika kariernya tengah jaya-jayanya membuat dia berpaling ke tentara Inggris untuk merebut singasana Bengal.
Dalam upayanya tersebut, dia bergabung dengan pasukan Inggris dalam Perang Plassey pimpinan Robert Clive, dan tentara India pimpinan Nawab Sira-ud-Dowla dari Oudh yang merupakan titik kulminasi dari ketegangan dan kecurigaan kedua belah pihak. Meski pasukan India jauh lebih banyak jumlahnya daripada pasukan Inggris, namun pengkhianatan Mir Jafar membuat Inggris memenangkan perang.
7. Aldrich Ames
Dipicu kecanduan alkohol dan selera istrinya yang tingkat tinggi, Aldrich Ames tega menjual rahasia pemerintah AS ke tangan Rusia selama tahun 1980-an. Pekerjaaan Ames di CIA membuatnya mempunyai akses terhadap intelijen militer dan nama-nama setiap agen mata-mata AS yang beroperasi terhadap Rusia—intelijen yang dengan sukarela dia serahkan.
Usaha pengkhianatannya tersebut telah memberi penghasilan sebesar USD4,6 juta baginya. Ames akhirnya dikenai hukuman penjara seumur hidup atas aksi spionasenya itu.