3 Khotbah Malam Tahun Baru 2025 Penuh Semangat, Renungan dan Harapan
Yesaya 42:5-9
Kita kini berada pada ambang tahun yang baru. Setahun penuh kita diberi kesempatan untuk berkarya. Keberhasilan, kegagalan dan keterbangkalaian dapat menjadi hasil penilianm bila kemampuan hendak diukur.
Kadang kala diinginkan waktu lebih panjang untuk menuntaskan apa yang telah dikerjakan. Namun, batasan waktu selalu harus diperhitungkan. Orang ingin meihat hasilnya dalam tahapan atau sasaran-sasaran sementara, walaupun hasil akhir belum tentu tercapai.
Waktu dan karya berkaitan erat karena dalam batasan waktu seperti satu tahun diperoleh gambaran pengalaman yang konkret. Peralihan waktu antara tahun yang akan silam dan bentangan tahun yang baru dapat dijadikan perenungan akan pengalaman-pengalaman itu.
Sadar atau tidak dalam perenungan atau penilaian seperti itu, diakui bahwa waktu itu adalah pemberian, dan oleh sebab itu harus diisi dengan cermat.
Biasa orang mengatakan, bahwa waktu itu uang atau mungkin lebih baik waktu itu berharga, walaupun ada pula yang beranggapan bahwa sesuatu dapat juga diperbaiki lain waktu.
Pertanyaan tentu adalah, apakah masih ada waktu atau masih diberi kesempatan. Kita dapat mengatur waktu, tetapi kita sadari pula bahwa waktu itu acapkali tidak dalam genggaman kita.
Ada saja faktor-faktor di luar perhitungan yang menyusup masuk dan membuat keterkejutan. Bagi orang percaya faktor yang tidak terduga itu adalah Allah sendiri, Sang Pencipta, yang dapat saja mengalihkan arah sejarah,
Kalau seribu tahun itu seperti satu hari atau sebaliknya (2 Ptr. 3:8 Mzm. 90:4), maka Allah itu tidak terikat pada waktu, malah mengendalikan waktu itu yang kita bagi dalam tiga dimensi, dulu, sekarang dan nanti,'
Nanti itu atau masa depan tetap menjadi tanda tanya begi kita. Kita dapat membuat rancangan-rancangan ke depan atau memperoleh bayangan ke depan, namun kepastian itu tidak ada pada kita.
Orang berminat membuka tabir masa depan, namun apa yang diperoleh hanya ramalan atau kemungkinan-kemungkinan, yang mungkin menarik dan mendekati kenyataan, tetapi sulit dijadikan pegangan.
Bagi penulis kita Yesaya itu, justru Allah itulah yang akan menyingkapkan masa depan, yang merupakan sesuatu yang baru. Bila Ia masuk ke dalam pergerakan sejarah, maka apa yang Ia singkapkan tentang masa depan itu punya makna untuk waktu yang sedang berjalan.
Pilihan dan panggilan terhadap seseorang, yang disebut hamba-Nya, walaupun manusia tidak mengenal atau mengingkari-Nya.
Ia merasa berkepentingan untuk memelihara kesejahteraan dan menumpas setiap usaha yang hendak menghancurkan kesejahteraan itu. Pada waktu yang tidak disangka-sangka, hamba-Nya Ia utus untuk menjalankan apa yang Ia rencanakan untuk masa depan. Hamba itu bisa seseorang tetapi bisa juga seluruh persekutuan yang Ia panggil.
Demikian khotbah malam tahun baru 2025 yang bisa menjadi inspirasi kamu menutup pergantian tahun. Semoga kita bisa memaknai tahun baru dengan lebih bermakna ya!
Editor: Puti Aini Yasmin