Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : 6 Contoh Teks Sambutan Ketua Panitia 17 Agustus untuk Acara Resmi Nan Meriah
Advertisement . Scroll to see content

5 Contoh Teks Anekdot Politik 

Selasa, 12 September 2023 - 14:35:00 WIB
5 Contoh Teks Anekdot Politik 
Contoh Teks Anekdot.  (Foto: Unsplash)
Advertisement . Scroll to see content

3. Contoh Teks Anekdot Politik “Koruptor dan Pejual Kopi” 

Pada suatu pagi di sebuah warung kopi, datanglah seorang laki-laki paruh baya. Dia mengenakan setelan jas yang notabene jarang dilihat di lingkungan warung kopi tersebut. 

Memang warung kopi omah joglo di daerah tersebut tidak pernah sebelumnya ada seseorang dengan tampilan sangat rapi. 

Biasanya yang mampir paling mentok adalah sales obat. Pria berpakaian rapi tersebut adalah Pak Anton, seorang politisi dari partai politik besar. Dia sengaja datang ke tempat tidak biasa untuk menemui seseorang yang ternyata tidak biasa juga. 

Anton mendatangi penjual dan mulai melihat menu, dia mengernyitkan dahi karena tidak ada hal spesial. Hanya tersedia kopi, wedang jahe, dan wedang uwuh untuk disajikan pada para pembeli. Akhirnya, Anton memutuskan untuk memesan kopi susu saja, sebuah pesanan standar dengan harga murah. Dari menu terlihat harganya enam ribu saja betapa nominal tidak berharga baginya. 

Anton duduk di sebuah meja di sudut ruangan sambil melihat sekelilingnya. Bukan tempat bagus, namun setidaknya bersih dan memiliki nuansa gaya lama sehingga menurutnya boleh-boleh saja. Tidak sampai sepuluh menit penjual kopi sudah menyuguhkan pesanannya sambil melempar senyum. Anton melihat jam mewah di tangannya sudah menunjukkan pukul 9.15. 

Lima belas menit telat, tentu Anton merasa tidak enak dengan suasana tidak biasa seperti ini. Namun, dia menguatkan diri agar dapat bertemu dengan seseorang yang telah dinanti. Jalanan sudah memang sudah diaspal namun tetap sepi karena memang bukan opsi utama. Setidaknya masih ada penjual es lewat agar jalanan tidak terlalu sepi untuk dilihat. 

Rasa kopi yang biasa saja membuat Anton tidak nyaman menunggu di warung tersebut. Sampai pada akhirnya, muncul mobil sedan warna hitam dan tiga orang berbadan tegap keluar. 

Anton langsung berkeringat dingin karena mereka bukan orang yang ternyata dinanti. Susah payah Anton datang ke tempat terpencil ini sepertinya harus berakhir naas tanpa ada hasil positif. 

Pria satu : 

“Selamat pagi Pak Anton, mohon kooperatif saudara kami tangkap tangan atas kasus korupsi dana pembangunan rumah sakit.” 

Anton : 

“Apa-apaan ini.” 

Pria dua : 

“Barang bukti sudah ada di dalam mobil bapak, tidak usah melawan kita selesaikan di kantor polisi saja.” 

Keempat orang tersebut hendak beranjak pergi, namun ternyata penjual kopi menghentikannya. 

Pria tiga : 

“Pak, ini urusan polisi tidak usah ikut campur.” 

Penjual kopi : 

“Saya bukannya ikut campur Pak Polisi, tapi orang ini ada urusan belum selesai dengan saya.” 

Pria tiga : 

“Jika saudara menghalangi proses penangkapan artinya bapak juga melanggar hukum.” 

Penjual kopi : 

“Bukan begitu pak, tapi bapak ini belum bayar kopi yang dibeli, masak lima ribu saja mau dikorupsi lagi, duh.” 

Ketiga polisi tersebut tertawa terbahak-bahak dan melepaskan borgol Pak Anton. Anton kemudian mengambil dompet dan mengeluarkan uang lima puluh ribu untuk membayar. 

Belum beranjak pergi penjual kopi masih menghentikan langkah mereka lagi. 

Penjual kopi : 

“Sebentar bapak-bapak saya ambilkan dulu kembaliannya, biarpun miskin namun saya gak tega mau korupsi uang koruptor.” 

Mendengar reaksi tersebut semua orang tertawa lepas, tentu saja Anton tidak ikut. Anton harus menikmati dinginnya borgol dan ikut ke kantor polisi bersama ketiga petugas berbadan tegap tadi.” 

4. Contoh Teks Anekdot Politik “1 Liter” 

Kasiman sedang berjalan di sekitar Jl Gatot Subroto ketika tiba-tiba orang ramai bergerak. Ia bertanya kepada seseorang yang tampak ikut sibuk. 

Kasiman : 

Mas, ini lagi ada apa, ya? 

Orang tak dikenal : 

Wah, lagi rame, mas. Gedung DPR kebakaran. Nih orang ramai-ramai pergi ke sana, mau bantu. 

Mukiyo : 

Oh, masing-masing bawa berapa ember, mas? 

Ibu : 

1 liter bensin. 

Mukiyo : 

Tunggu, mas. Saya nyumbang Pertamax nih. 

5. Contoh Teks Anekdot Politik “Saling” 

Ketika sedang musim pemilihan kepala desa, Kasiman didatangi tim sukses dari balon (bakal calon) kades nomor 1. Ia menerima amplop berisi uang dari mereka. 

“Jangan lupa pilih nomor 1, ya.” 

“Siaap,” jawab Kasiman. 

Tak lama setelahnya, datang tim sukses dari balon kades nomor 2. Ia juga menerima amplop berisi uang dari mereka. 

“Ingat lho, pilih nomor 2, OK?” 

“Beress,” sahut Kasiman. 

Istrinya bertanya, “Mas, kok dua-duanya di-iya-in, nanti gimana? Mas nggak mikirin kalau  ada yang kalah bakal kecewa?” 

Kasiman menjawab santai, “Halah, Bu. Habis kepilih juga mereka belum tentu bakal ada yang mikirin kita. Kalau mereka memanfaatkan kita, ya kita juga manfaatkan mereka balik, lah.Hehe..” 

Sang istri mengangguk-angguk. “Benar juga, Mas.” 

Demikianlah uraian mengenai liam contoh teks anekdot politik, yang dikutip dari berbagai sumber, semoga dapat menambah wawasan terkait jenis-jenis teks anekdot, dan memahaminya.

Editor: Johnny Johan Sompotan

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut