5 Fakta Mahasiswa KKN UGM Meninggal di Maluku Tenggara: Nomor 2 Paling Mengiris Hati
JAKARTA, iNews.id - Inilah 5 fakta mahasiswa KKN UGM meninggal menjadi sorotan nasional setelah insiden tragis yang menimpa dua mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) saat menjalankan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Maluku Tenggara. Kejadian ini tidak hanya menyisakan duka mendalam bagi keluarga dan sivitas akademika, tetapi juga menjadi pengingat pentingnya keselamatan dalam setiap kegiatan pengabdian masyarakat.
Berikut adalah 5 fakta utama terkait peristiwa tersebut:
Insiden bermula pada Selasa, 1 Juli 2025, ketika rombongan mahasiswa KKN UGM bersama warga lokal menumpang perahu longboat di perairan Pulau Wearhu, Maluku Tenggara. Mereka dalam perjalanan pulang setelah mengambil pasir untuk proyek revitalisasi terumbu karang. Cuaca tiba-tiba memburuk, gelombang tinggi dan angin kencang menghantam perahu hingga akhirnya terbalik dan menenggelamkan seluruh penumpang ke laut.
Dua mahasiswa UGM yang meninggal dunia adalah Septian Eka Rahmadi (21 tahun, Fakultas Teknik) dan Bagus Adi Prayogo (21 tahun, Fakultas Kehutanan). Septian ditemukan meninggal tak lama setelah insiden, sementara Bagus sempat dinyatakan hilang sebelum akhirnya ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa pada malam harinya oleh tim SAR dan warga setempat.
Selain dua korban meninggal, lima mahasiswa lain yang ikut dalam kecelakaan tersebut berhasil diselamatkan. Tiga di antaranya mengalami luka dan dirawat di rumah sakit, sedangkan dua lainnya dalam kondisi baik. Proses evakuasi berlangsung cepat berkat bantuan warga dan tim SAR yang langsung turun ke lokasi begitu informasi kecelakaan diterima.
UGM menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga korban dan seluruh sivitas akademika. Pihak kampus juga menegaskan komitmennya untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap prosedur keselamatan dalam pelaksanaan KKN, agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. UGM menilai kedua mahasiswa yang gugur adalah sosok penuh potensi dan semangat pengabdian.
Tragedi mahasiswa KKN UGM meninggal ini menjadi peringatan keras bagi seluruh perguruan tinggi di Indonesia tentang pentingnya penerapan standar keselamatan yang ketat dalam setiap kegiatan luar kampus, khususnya di wilayah rawan bencana atau berisiko tinggi. Evaluasi menyeluruh, pelatihan tanggap darurat, serta koordinasi dengan pihak terkait mutlak diperlukan demi melindungi mahasiswa yang sedang mengabdi di masyarakat.
Itulah 5 fakta mahasiswa KKN UGM meninggal di Maluku Tenggara menjadi pengingat bahwa pengabdian kepada masyarakat harus selalu diiringi dengan kesiapan dan perlindungan maksimal. Tragedi ini bukan hanya duka bagi keluarga dan kampus, tetapi juga momentum untuk memperbaiki sistem keselamatan dalam setiap program KKN di Indonesia, demi mencegah korban jiwa di masa depan.
Editor: Komaruddin Bagja