5 Kebijakan Anies Baswedan Tangani Banjir Jakarta, Nomor 4 Harus Surut 6 Jam
JAKARTA, iNews.id - Salah satu masalah Ibu Kota DKI Jakarta adalah banjir. Banjir kerap menggenangi kota Jakarta yang disebabkan hujan dengan intensitas tinggi.
Maka dari itu diperlukan sejumlah kebijakan untuk menanggulangi banjir di Jakarta.
Berikut kebijakan Anies Baswedan guna menanggulangi banjir di Jakarta, dirangkum iNews.id Rabu (12/10/2022).
1. Program 942
Program 942 dilakukan guna menangkal banjir di Ibu Kota Jakarta. Program 942 terdiri dari 9 polder (sistem untuk menangani banjir rob yang terdiri atas kombinasi tanggul, kolam retensi, dan pompa), 4 retensi air (waduk), serta 2 sungai.
Anies Baswedan mengatakan rehabilitasi 9 polder bisa menurunkan dampak banjir di wilayah yang lebih rendah di Jakarta, antara lain Teluk Gong, Kelapa Gading, Muara Angke. Sedangkan 4 waduk di Pondok Ranggon, Lebak Bulus, Brigif, Embung Wirajasa mereduksi banjir pada sistem aliran Kali Sunter, Kali Krukut, Kali Grogol serta Cipinang Melayu yang juga berfungsi sebagai penampung air.
Kemudian dilakukan juga peningkatan kapasitas 2 sungai, antara lain Kali Besar dan Kali Ciliwung. Anies mengeklaim program 942 sudah mengatasi banjir Jakarta. Menurut Anies, terbukti 12 titik genangan banjir berulang sudah teratasi.
2. Flood Control System
Flood Control System merupakan kebijakan yang berkolaborasi dengan Jakarta Smart City serta Dinas Sumber Daya Air (SDA). Ini adalah salah satu upaya penanganan banjir yang mengikuti prinsip evidence based policy.
Flood Control System mempunyai kelebihan, seperti pemetaan banjir yang akurat dan pengelolaan risiko banjir yang terukur. Guna mendapat data secara real time, reliable, dan jumlah yang banyak, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memasang sensor di 178 titik rumah pompa, pintu air, serta CCTV.
Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis serta divisualisasikan dalam bentuk dashboard. Guna menafsirkan data digunakan machine learning.
3. Pengerukan 2,5 Juta Meter Kubik Lumpur
Sepanjang 2018-2022, Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) sudah melakukan pengerukan lumpur di 8 sungai. Pengerukan tersebut diklaim sudah berhasil mengangkat 2,5 juta meter kubik lumpur.
Pengerukan endapan lumpur dinilai memberikan ruang atau kapasitas volume air sungai lebih besar hingga meminimalkan luapan air. Anies pun mengeklaim saat ini dampak banjir terkendali berkat pengerukan serta pembangunan waduk.
4. Penanganan Banjir Surut dalam 6 Jam
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengatakan banjir yang menggenangi sejumlah wilayah di Jakarta dapat surut dalam waktu 4 jam. Anies mengatakan banjir di Jakarta mempunyai KPI (Key Perfomance Indicator), yaitu harus surut 6 jam.
Meskipun hujan dengan intensitas tinggi serta menyebabkan banjir, penanganan serta pengendalian menggunakan KPI, maka 6 jam sesudahnya maksimal sudah tertangani.
5. Sumur Resapan
Sumur resapan telah dibangun di beberapa wilayah oleh Pemprov DKI Jakarta. Anies menjelaskan, genangan serta banjir berasal dari cekungan yang berada di Jakarta. Hal ini mengakibatkan air hujan menjadi sulit mengalir.
Maka dari itu, sumur resapan menjadi salah satu solusi. Pada wilayah yang sumur resepannya sudah terbangun dengan baik meski cekung, saat terjadi genangan yang tinggi, kecepatan surutnya semakin tinggi.
Editor: Faieq Hidayat