5 Sistem Ekskresi pada Manusia dan Fungsinya Lengkap
Sistem ekskreasi selanjutnya adalah kulit. Lapisan terluar dari permukaan tubuh ini berfungsi sebagai alat indra, pengatur suhu tubuh dan sebagai alat pengeluaran. Kulit mengeluarkan sisa metabolisme berupa keringat.
Kulit juga berfungsi sebagai pelindung tubuh terhadap gesekan, sinar matahari, kuman penyakit, suhu, serta bahan kimia. Struktur kulit terdiri dari dua lapisan.
Lapisan pertama adalah kulit ari (epidermis), sedangkan kulit kedua merupakan kulit jangat atau dermis. Selain itu, terdapat jaringan ikat bawah kulit yang mengandung makanan cadangan berupa lemak.
Suhu tubuh manusia pada kondisi normal selalu tetap, yaitu sekitar 37oC. Untuk menjaga suhu tubuhnya tetap, sistem dalam tubuh manusia memiliki cara yang kompleks. Cara pengaturan suhu tubuh ini melibatkan sistem peredaran darah, sistem saraf, dan kulit sebagai sistem ekskresi.
Jika sedang melakukan aktivitas, seperti olahraga dan berada di lingkungan yang suhu udaranya panas, maka akan mempengaruhi suhu tubuh naik. Untuk mengatasinya, pembuluh darah kapiler yang terletak dekat dengan permukaan kulit akan mengembang.
Dengan demikian akan lebih banyak darah melaluinya, sehingga semakin banyak panas yang dilepaskan tubuh dari kulit melalui peristiwa radiasi. Ketika suhu tubuh naik, kelenjar keringat akan menghasilkan keringat yang diluapkan, sehingga dapat menurunkan suhu tubuh.
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia, yang terletak di dalam rongga perut sebelah kanan. Berat hati orang dewasa dapat mencapai dua kilogram.
Di hati, terjadi proses perombakan protein yang menghasilkan urea dan dapat membahayakan tubuh. Oleh karena itu, urea tersebut harus dikeluarkan dari dalam tubuh bersama urine.
Hati berfungsi sebagai tempat menyimpan gula dalam bentuk glikogen dan tempat penawar racun. Selain itu, hati merupakan tempat pembuatan protrombin dan fibrinogen yang penting untuk pembekuan darah.
Hati juga berperan dalam proses pencernaan makanan, yaitu dengan menghasilkan cairan empedu. Empedu mengandung air, asam empedu, kolesterol, zat warna empedu, dan zat-zat lainnya. Hati juga berfungsi sebagai tempat perombakan atau penghancuran sel-sel darah merah yang telah tua.
Hemoglobin yang terdapat dalam sel darah merah dirombak menjadi bilirubin (zat warna empedu). Bilirubin dikeluarkan bersama dengan cairan empedu ke usus yang kemudian mengalami pemecahan menjadi sterkobilin dan urobilin.
Sterkobilin memberi warna pada feses. Urobilin memberi warna pada urin.
Usus besar merupakan salah satu organ sistem ekskresi dalam manusia yang berada di bagian akhir di ujung saluran pencernaan. Di dalam usus besar atau disebut dengan kolon, terdapat bakteri koli yang berperan dalam pembusukan sisa makanan.
Air diserap kemudian sisa makanan tersebut dibuang melalui anus. Pada perbatasan usus halus dan usus besar terdapat usus buntu. Pada bagian ujung dari usus besar adalah anus atau dubur.
Usus besar mengekskresi zat sisa dalam bentuk feses. Air yang terkandung dalam feses mencapai 75 persen sampai 80 persen dan sepertiga materi padatnya adalah bakteri.
Sisanya yang 2 persen sampai 3 persen adalah nitrogen, zat sisa organik dan anorganik dari sekresi pencernaan, serta mukus dan lemak. Feses juga mengandung sejumlah materi kasar atau serat dan selulosa yang tidak tercerna.
Pada usus besar, terjadi pengaturan kadar air feses dan terjadi gerakan peristaltik yang mendorong sisa makanan menuju rektum atau poros usus. Apabila poros usus sudah penuh, maka akan timbul rangsangan untuk buang air besar (defekasi) yang disebut dengan gastrokolik.
Ketika rektum penuh akan terjadi peningkatan tekanan di dalamnya dan memaksa dinding dari saluran anus. Paksaan ini menyebabkan feses masuk ke saluran anus. Pengeluaran feses diatur oleh otot sfingter.
Di atas tadi adalah penjelasan tentang sistem ekskresi manusia beserta dengan fungsi masing-masing organ. Sekarang sudah tidak bingung lagi kan tentang materi ini? Semangat belajar!
Editor: Puti Aini Yasmin