Banjir dan Longsor Terjang Pacitan, 11 Orang Tewas
Pacitan yang paling dekat dengan siklon tropis menjadi wilayah terparah. Sungai-sungai meluap, menyebabkan ribuan rumah terendam. Menurut Sutopo, tim SAR gabungan dari BPBD Pacitan Bersama TNI, Polri, Basarnas, SKPD, relawan dan masyarakat masih melakukan evakuasi. Kendala di lapangan angin kencang dan debit sungai masih tinggi.
”Proses pencarian korban terus dilakukan. Dapur umum akan didirikan, bantuan logitik disalurkan. Kebutuhan mendesak selimut, perahu karet, dan pakaian,” kata dia.
Hujan berintensitas sedang hingga tinggi juga terjadi meluas di Kabupaten Ponorogo. Jalur Ponorogo menunju Pacitan lumpuh total tertutup longsor, tepatnya di Kecamatan Slahung.
Banjir, longsor dan puting beliung juga melanda wilayah di DI Yogyakarta pada 28/11/2017. Banjir terdapat 3 titik banjir di Kabupaten Gunung Kidul dan 2 titik di Kabupaten Kulonprogo. Beberapa permukiman terendam banjir hingga 1 meter. SMK Pelayaran dan SMP 3 Satosari terendam banjir sehingga proses belajar mengajar terganggu.
Longsor terjadi di 22 titik yaitu 16 titik longsor di Kabupaten Bantul, 2 titik di Kabupaten Kulonprogo, 1 titik di Kabupaten Gunung Kidul dan 3 titik di Kabupaten Sleman. Longsor menimpa rumah dan menjebol tembok masjid Pondok Pesantren di Kulon Progo sehingga 3 santri luka ringan. Puting beliung juga melanda 56 titik di daerah Yogyakarta.
Diperkirakan siklon tropis Cempaka akan bergerak menjauhi wilayah Indonesia pada Rabu, 29 November 2017. Namun masih memberikan dampak hujan deras dan gelombang tinggi di wilayah Jawa dan Bali. Masyarakat dihimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman banjir, longsor dan puting beliung.
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa meminta semua daerah mengantisipasi segala kemungkinan terkait peringatan dini bencana alam. ”Bencana yang harus diwaspadai seperti puting beliung, tanah longsor dan banjir, ditambah lagi dengan daya dukung alam yang saat ini sudah berkurang bisa menyebabkan banjir,” kata Khofifah.
Editor: Masirom Masirom