Beli Baju Baru saat Lebaran? Pakar Lingkungan UNS Ingatkan Bahaya Limbah Pakaian
 
                 
                JAKARTA, iNews.id - Lebaran identik dengan membeli baju baru. Namun, ternyata hal itu bisa meningkatkan limbah pakaian di lingkungan karena akan banyak menggunakan sumber daya bahan baku lebih banyak.
Kemudian, di sektor hilir akan banyak limpahan baju bekas yang membutuhkan perawatan untuk dijual kembali, misalnya dengan detergen. Hal ini tentu menjadi ancaman bagi lingkungan.
 
                                Merespons hal itu, Pakar Lingkungan dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Prabang Setyono mengatakan pada dasarnya membeli baju baru di Lebaran memiliki makna positif. Namun, ia mengingatkan masyarakat bersikap bijaksana dengan menggunakan pakaian lama atau yang jarang dipakai saja.
"Budaya tersebut (baju baru saat Lebaran) sebenarnya pemaknaan simbolik bagus, hanya pemaknaan secara fisiknya tidak harus dengan baju baru. Tapi, baju yang bagus yang sudah tersimpan lama tapi belum dipakai atau jarang dipakai saja," ucap Prabang dikutip dari laman resmi UNS, Senin (9/5/2022).
 
                                        Kemudian, kata Prabang, masyarakat yang sudah membeli baju baru untuk menggunakan metode sirkuler baju layak pakai. Sistem ini adalah menyalurkan baju-baju yang dianggap sudah kekecilan atau tidak tren kepada orang yang membutuhkan.