Biografi Bob Sadino, Pengusaha Nyentrik Asal Indonesia yang Menginspirasi
JAKARTA, iNews.id - Biografi Bob Sadino yang menjadi salah satu ikon bisnis Indonesia dan banyak memberikan inspirasi bagi banyak orang melalui kisah suksesnya yang luar biasa.
Tulisan ini akan membahas secara mendalam perjalanan hidupnya yang menginspirasi, mulai dari awal karier hingga kesuksesannya sebagai pengusaha terkemuka di Indonesia.
Bob Sadino atau akrab disapa 'Om Bob,' adalah seorang pengusaha Indonesia yang lahir di Tanjungkarang, Lampung pada 9 Maret 1933. Namanya telah menjadi inspirasi bagi banyak orang berkat perjalanan hidupnya yang penuh dengan tantangan dan kesuksesan di dunia bisnis.
Bob Sadino dilahirkan sebagai anak terakhir dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Sadino dan Ibu Itinah Soeraputra. Ayahnya merupakan seorang guru dan kepala sekolah yang bekerja sebagai pegawai negeri pada masa Hindia-Belanda. Meskipun berasal dari keluarga yang berkecukupan, Bob Sadino tidak menggantungkan hidup pada kekayaan keluarganya. Sebaliknya, ia tumbuh menjadi sosok yang mandiri dan kompeten sejak dini.
Pendidikan Bob Sadino dimulai pada tahun 1947 ketika masuk sekolah dasar atau sekolah rakyat di Yogyakarta. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikannya dengan menempuh SMP di Jakarta pada tahun 1950 dan SMA pada tahun 1953. Pendidikan yang layak ini diberikan oleh keluarganya, terutama ayahnya yang bekerja sebagai guru di SMP dan SMA Tanjungkarang, Lampung.
Namun, perjalanan hidup Bob Sadino berubah secara drastis ketika ayahnya meninggal dunia. Ayahnya memutuskan untuk mewariskan seluruh harta keluarganya kepada Bob Sadino, mengingat saudara-saudaranya sudah memiliki kehidupan yang mapan. Bob Sadino menerima amanah ini dengan tekad kuat untuk meraih kesuksesan yang akan menginspirasi banyak orang.
Setelah menyelesaikan pendidikannya, Bob Sadino memulai perjalanan hidupnya yang penuh petualangan. Dia pindah ke Eropa dan tinggal di sana selama sembilan tahun. Ia bekerja di Djakarta Lloyd di Amsterdam, Belanda, dan juga di Hamburg, Jerman. Di sinilah ia bertemu dengan Soelami Soejoed, perempuan yang akan dinikahinya.
Bob Sadino dan keluarganya kembali ke Indonesia pada tahun 1967. Ia membawa pulang dua mobil Mercedes tua sebagai modal awal agar nantinya ia sewakan dan dengan sopirnya ia sendiri. Namun nasib tidak selalu berpihak padanya. Mobil yang disewakannya mengalami kecelakaan serius, menghancurkannya.
Karena tidak punya cara lagi untuk mencari uang, Bob Sadino harus bekerja sebagai tukang hanya dengan upah Rp. 100 sehari. Dia sedang melalui masa-masa sulit dalam hidupnya dan stres yang membuatnya depresi. Setelah itu, salah satu mobilnya ia jual untuk membeli tanah di Kemang, Jakarta Selatan. Dia menyimpan mobil lainnya untuk keperluan sehari-hari.
Hingga pada akhirnya ia bertemu dengan temannya dari Belanda yang kemudian menyarankan Bob agar memilihara ayam di masa-masa sulitnya..Bob pun menerima saran tersebut dan kemudian memelihara ayam tersebut dan dari sanalah perjalanan bisnis nya dimulai hingga bisa sukses hingga sekarang.
Selama menjadi peternak ayam, Bob Sadino dan istrinya menjual beberapa kilogram telur setiap hari. Mereka memiliki banyak pelanggan, terutama orang asing, karena kemampuan mereka dalam berbahasa Inggris. Bob Sadino dan keluarganya tinggal di Kemang, Jakarta, yang pada saat itu banyak dihuni oleh orang asing.
Meskipun tidak jarang menghadapi masalah dengan pelanggan, Bob Sadino dan keluarganya selalu memperbaiki pelayanan mereka. Perubahan dalam sikap Bob Sadino juga sangat mencolok, dari pribadi yang feodal menjadi seorang pelayan yang rendah hati. Lama kelamaan, Bob Sadino, yang sering terlihat mengenakan kemeja lengan pendek dan celana pendek, berhasil menjadi pemilik tunggal supermarket Kem Chicks.
Bisnis pasar swalayan Bob Sadino berkembang pesat dan merambah ke dunia bisnis pertanian, terutama dalam bidang hortikultura. Ia mengelola kebun-kebun sayuran untuk memenuhi kebutuhan konsumen asing di Indonesia dan menjalin kerja sama dengan petani-petani di beberapa daerah.
Bob Sadino meyakini bahwa kesuksesan selalu dimulai dari kegagalan demi kegagalan. Ia dan istrinya sering mengalami kesulitan dalam perjalanan bisnis mereka, namun mereka tidak pernah menyerah. Bagi Bob Sadino, uang bukanlah yang utama, tetapi kemauan, komitmen, keberanian untuk mencari peluang, dan kemampuan untuk menangkap peluang tersebut.
Dia selalu menunjukkan fleksibilitas terhadap orang-orang dengan mendengarkan kritik dan saran mereka. Hal ini membuat mereka menyukainya, dan dia akhirnya membangun pasar yang besar. Bob Sadino mengatakan, membuat pelanggan senang adalah kunci membuat diri sendiri bahagia.
Selain itu, Bob Sadino menjalankan bisnisnya seperti sebuah keluarga: setiap orang harus menghormati satu sama lain dan tidak ada yang lebih penting dari siapa pun. Ia mengajarkan nilai-nilai ini kepada anak buahnya dan menciptakan lingkungan kerja yang harmonis.
Bob Sadino seorang pengusaha asal Indonesia yang nyentrik, akhirnya mengembuskan napas terakhirnya di RS Pondok Indah Jakarta pada Senin, 19 Januari 2015, setelah dirawat selama dua bulan karena penyakit infeksi saluran pernapasan kronis.
Kata beberapa orang, Bob Sadino belum bangun selama dua sampai tiga minggu. Dia sakit karena semakin tua, dan keadaannya semakin parah setelah istrinya meninggal pada Juli 2014.
Walaupun sudah tiada, Bob Sadino adalah sosok yang menginspirasi banyak orang melalui perjalanan hidupnya yang penuh dengan tantangan dan kesuksesan. Dari awal yang sulit hingga ia menjadi pemilik tunggal supermarket Kem Chick dan pemimpin di dunia bisnis, Bob Sadino telah menunjukkan bahwa kesuksesan bukanlah hal yang datang dengan mudah. Ia selalu siap menghadapi berbagai tantangan, dan sikap rendah hatinya serta komitmen terhadap pelayanan pelanggan telah menjadi kunci kesuksesannya.
Bob Sadino juga mengajarkan pentingnya berani mencari peluang dan tidak takut gagal. Ia merupakan bukti bahwa kesukses.
Demikianlah biografi Bob Sadino sebagai seorang pengusaha yang banyak menginspirasi banyak orang dengan berbasis pengalaman kehidupannya.
Editor: Faieq Hidayat