BMKG: Gempa Bawean Salah Satu yang Terkuat di Laut Jawa
"Bidang sesar yang pecah pertama kali (first rupture) adalah asperity pada struktur batuan yang lebih lemah, sehingga mengalami pecah duluan sebagai gempa pembuka (foreshock)," sambungnya.
Dia mengatakan gempa susulan di Bawean terinformasi cukup banyak. Hal itu disebabkan karakteristik gempa kerak dangkal di Bawean terjadi pada batuan kerak bumi permukaan yang batuannya bersifat heterogen, sehingga mudah rapuh patah.
"Berbeda dengan gempa kerak samudera yang batuan bersifat homogen dan elastik, sehingga biasanya miskin gempa susulan bahkan terkadang tidak diikuti gempa susulan meskipun magnitudo gempanya cukup besar. Gempa susulan lazim terjadi pascaterjadi gempa kuat dan bukan untuk ditakuti. Banyaknya gempa susulan justru dapat memberi informasi peluruhan gempa sehingga kita dapat mengestimasi kapan berakhirnya gempa susulan," jelasnya.
Daryono menyebut gempa Bawean mulai meluruh. Hasil monitoring BMKG hingga Minggu (24/3/2024) pukul 10.00 WIB, tercatat terjadi 239 kali gempa dengan frekuensi kejadian yang semakin jarang.
"Jika hari Jumat (22/3) dalam satu jam dapat terjadi 19 kali gempa, maka data terkini Minggu (24/3) menunjukkan dalam 1 jam terjadi 2-3 kali gempa. Semoga kondisi tektonik sumber gempa di Bawean segera stabil dan aman kembali," ungkapnya.
Editor: Rizky Agustian