BNPB Instruksikan Pemprov Terapkan Mikro Lockdown jika 50 Persen Kecamatan Terkena PMK
JAKARTA, iNews.id - Ketua Satuan Tugas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sekaligus Kepala BNPB, Suharyanto meminta provinsi siap-siap menerapkan lockdown tingkat mikro. Hal itu terjadi jika 50 persen kecamatan di provinsi tersebut telah terkena wabah PMK.
Suharyanto menjelaskan hal itu sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk melakukan lockdown tingkat mikro apabila 50 persen kecamatan dari suatu provinsi tersebut terinfeksi PMK atau masuk ke dalam zona merah,” tuturnya, Senin (27/6/2022).
Suharyanto menegaskan lockdown mikro ini bertujuan untuk memastikan tidak ada mobilisasi hewan ternak antarwilayah. Dengan begitu akan mencegah terjadinya penularan PMK antarhewan ternak.
“Artinya, tidak ada mobilisasi hewan ternak antardesa, kecamatan, sampai provinsi di zona tersebut untuk mengurangi potensi penularan,” ujarnya.
Dia mengatakan terkait vaksinasi, sebanyak 800.000 dosis vaksin telah tersedia. Sementara, distribusi akan diprioritaskan bagi peternak dengan skala kecil atau yang dikelola secara pribadi.
Suharyanto pun meminta semua pihak terkait bahwa pendataan hewan ternak yang harus dilakukan secara cepat dan tepat dalam beberapa hari ke depan. Data tersebut akan digunakan sebagai dasar pemenuhan dosis vaksinasi yang akan diberikan kepada hewan ternak.
Mengingat, kata Suharyanto, fakta di lapangan masih banyak peternakan skala besar yang belum melaporkan data hewan ternaknya baik yang sehat, sudah divaksin atau pun yang terjangkit PMK.
“Hal ini harus segera kita perbaiki sehingga dapat tersaji data yang benar dan lengkap untuk menentukan langkah penanganan kedepannya,” tuturnya.
Sementara itu, Satgas PMK melaporkan Jawa Timur menjadi salah satu provinsi yang memiliki kasus aktif Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terbanyak di Indonesia. Data per Sabtu (25/6), total hewan tertular PMK di Provinsi Jawa Timur sebanyak 100.492 ekor.
Kasus aktif PMK sebanyak 82.056 ekor dengan rincian 81.697 ekor sapi, 60 ekor kerbau, 217 ekor kambing, dan 82 ekor domba. Sementara hewan yang mati tercatat mencapai 563 ekor.
Editor: Rizal Bomantama