Budi Gunawan Ajak Mahasiswa Tangkal Ancaman Radikalisme
JAKARTA, iNews.id – Strategi nasional penguatan Pancasila sebagai benteng untuk menangkal paham-paham radikal di Indonesia tidak bisa dilakukan satu atau dua kelompok. Dibutuhkan kerja sama semua elemen masyarakat termasuk kalangan perguruan tinggi agar generasi muda potensial dapat menjadi garda terdepan dalam menjaga keutuan NKRI.
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan mengatakan, Pancasila sebagai ideologi perekat bangsa saat ini mendapatkan ujian berat berupa gempuran dari ideologi-ideologi luar. Apabila hal ini dibiarkan, rakyat Indonesia tidak lagi dapat mengasosiasikan dirinya sebagai sebuah bangsa besar dalam bingkai NKRI.
”Ancaman masuknya ideologi asing dapat menggoyahkan ketahanan ideologi nasional dan berdampak pada kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara,” kata Budi Gunawan ketika menyampaikan kuliah umum di acara Munas VI BEM PTNU Se-Nusantara di kampus III Universitas Wahid Hasyim Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (28/4/2018).
Wakapolri periode 2015-2016 ini menjelaskan, sejumlah strategi dapat diterapkan untuk memperkuat ideologi Pancasila dan menangkal paham radikal. Pertama, dengan new public management (NPM), yakni peningkatan peran masyarakat dan mahasiswa dalam pengelolaan interaksi sosial di ranah publik untuk menangkal berkembangnya radikalisme, terorisme, dan intoleransi.
”Mahasiswa memiliki peran strategis dalam membentuk masyarakat madani,” kata pejabat yang akrab disapa BG ini. trategi kedua yakni dengan peningkatan peran ormas islam seperti Nahdlatul Ulama (NU). Kemudian, pemberdayaan ekonomi lokal di lingkungan pesantren dan masyarakat melalui UMKM dan koperasi.
”Selain itu, penguatan nilai-nilai kebangsaan dengan berpedoman pada ajaran bahwa cinta Tanah Air merupakan sebagian dari iman (khubbul wathon minal iman), serta penguatan toleransi dan kerukunan di masyarakat,” papar BG.

Dalam konteks ini, BG pun berharap Munas VI BEM PTNU se-Nusantara dapat mewujudkan islam rahmatan lil alamin atau islam yang rahmat bagi alam semesta. Peran NU sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia dengan jumlah umat yang mencapai 80 juta orang, kata BG, sangat strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia sejak zaman perjuangan kemerdekaan Indonesia melalui fatwa jihad dari KH Hasyim Asyari.
”Demikian juga dengan peran pemuda dan mahasiswa NU terutama yang tergabung dalam 272 BEM PTNU sangat penting dalam memengaruhi pemikiran dan perjuangan seluruh generasi muda di Indonesia dalam konteks kebangsaan dan keutuhan NKRI,” kata dia.
Pemerintah juga berharap munas ini dapat menjadi momentum bersama untuk melawan gerakan radikal. BEM PTNU berperan di dalam dan luar kampus untuk melakukan upaya pencegahan melalui peningkatan kegiatan penguatan ideologi Pancasila, nilai-nilai islami dan jiwa nasionalisme.
Selain itu BEM PTNU juga perlu berperan secara aktif dalam memerangi berita-berita hoaks dan ujaran kebencian yang sangat berpotensi menimbulkan konflik untuk memecah belah bangsa.
”Jangan menjadi proxy bagi pihak yang justru ingin merusak tatanan masyarakat madani yang kita bangun bersama. BEM PTNU harus mewaspadai setiap upaya pihak-pihak yang memiliki kepentingan sempit dan ideologi lain yang bertentangan dengan Pancasila dan keutuhan NKRI. BEM PTNU jangan sampai dimanfaatkan pihak-pihak yang ingin memecah belah NKRI,” tegas BG.
Purnawirawan jenderal polisi ini mengingatkan agar BEM PTNU juga terus meningkatkan kompetensi melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, penguasaan kemampuan wirausaha untuk pengembangan ekonomi umat, dan kemampuan komunikasi dan social engineering untuk melakukan perubahan.
Editor: Zen Teguh