Cerita Prajurit Kopassus Tak Pernah Tinggalkan Ibadah meski Bertempur di Medan Perang
JAKARTA, iNews.id – Prajurit Kopassus Sersan Mayor Durman selaku Caraka (kurir) perwira Kopassus Luhut Binsar Pandjaitan di Kompi A Denpur-1/Parako. Durman terlibat dalam operasi tempur di Timor Portugis (kini Timor Leste) 1975 – 1976.
Meski bertempur di medan perang, Durman tetap tak meninggalkan ibadah tersebut. Sepanjang berlangsungnya operasi, sebagai seorang muslim Durman tetap menjalankan ibadah puasa.
“Berpuluh kilogram beratnya ransel di punggung, tidak pernah membatalkan niatnya untuk terus berpuasa,” kata Menteri Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam akun Facebooknya dikutip Selasa (22/3/2022).
Lulusan terbaik Akademi Militer 1970 ini menceritakan, kala itu perlengkapan yang dibawa setiap prajurit cukup berat. Perlengkapan itu antara lain senapan otomatis AK-47, 750 butir peluru kaliber 7,62 mm, 3 magasin lengkung, 2 granat, bekal makan untuk beberapa hari, baju loreng, kaos, sepatu lapangan, dan topi rimba.
Belum lagi setiap regu masih harus membawa senapan mesin RPD, peluncur roket RPG-2 buatan Yugoslavia, 60 peluru roket 90 mm, penyembur api lengkap dengan 5 mortir dan 18 butir peluru.
“Operasi yang kami jalankan adalah operasi yang cukup berat dan banyak merenggut korban. Kami di Kompi A mengawali operasi ini pada tanggal 7 Desember 1975 dengan kekuatan 110 orang prajurit. Tapi pada Maret 1976, jumlahnya bersisa menjadi 80 orang saja,” tutur Luhut.