Dalam Sepekan, Pemkot Semarang Raih 6 Penghargaan dan 1 Nominator TPID Terbaik Nasional
Capaian tersebut menjadikan Semarang sebagai peringkat satu kota dengan inflasi terendah pada hari besar keagamaan Idul Adha. Angka inflasi tersebut bahkan di bawah DKI Jakarta dan nasional. Keberhasilan Pemkot Semarang dalam menekan inflasi berkat inovasi yang dilakukan Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu. Di antaranya melalui program Pak Rahman (Pasar Mudah Sehat dan Aman) dan menggencarkan urban farming. Berkat program tersebut, tingkat inflasi tahun ke tahun (Juni 2023 terhadap Juni 2022) berada di angka 2,95 persen.
“Alhamdulillah, ini berkat kerja keras semua pihak. Dampak positif Pak Rahman (Pasar Murah Sehat dan Aman) yang diadakan di seluruh kecamatan yang juga kita perluas ke tempat-tempat ibadah,” katanya.
Komitmen Pemerintah Kota Semarang dalam menggelar pasar murah di 16 kecamatan mendapat penghargaan dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jawa Tengah. Pemerintah Kota Semarang dinilai berhasil menyediakan akses bahan pangan yang terjangkau masyarakat, sekaligus berhasil menekan angka inflasi. Upaya Pemkot Semarang dalam menekan inflasi melalui program Pak Rahman pun masuk nominasi TPID Award 2022. Ini kali pertama bagi Kota Semarang berhasil masuk ke dalam nominasi.
“Tentu ini juga menjadi salah satu pendorong bagaimana inflasi di Kota Semarang ini bisa terkendali dan juga kita masuk 10 besar tingkat inflasi terendah se-Indonesia," ujar Mbak Ita.
Penurunan secara signifikan dan upaya pengentasan stunting turut menjadi salah satu prioritas Pemkot Semarang. Berbagai inovasi program dilakukan untuk mencapai target zero stunting. Selain memberi bantuan makanan tambahan yang bergizi bagi penderita stunting dan ibu hami, Wali Kota Semarang juga memberi fasilitas pelayanan rumah gizi. Terbaru wali kota meresmikan Rumah Sigap (Siapkan Generasi Anak Berprestasi) yang terintegrasi dengan Rumah Pelita.
“Rumah Sigap lebih banyak melakukan penanganan pra stunting atau anak-anak yang memiliki risiko stunting. Sementara di Rumah Pelita ini adalah untuk penanganan anak-anak yang stunting. Jadi ini adalah rumah yang sudah terintergasi,” ucap Mbak Ita.
Sesuai konsep 'Bergerak Bersama', Mbak Ita menggandeng berbagai pihak untuk menekan stunting. Rumah Sigap ini bekerja sama kemitraan antara Tanoto Foundation. Keunggulan dari program kemitraan ini adalah memberikan pelayanan penanganan mental, motorik, edukasi, kegiatan konsultasi kepada anak maupun orang tuanya. Termasuk melakukan stimulasi yang cukup supaya membantu pertumbuhan dan perkembangan otak anak-anak.
Wali kota perempuan pertama di Kota Semarang tersebut juga akan meluncurkan program baru untuk membantu menurunkan angka stunting di Kota Semarang. Program baru ini nantinya akan melibatkan organisasi kepemudaan seperti GenRe (Generasi Berencana), Forum Anak, Karang Taruna, Forum OSIS dan lain sebagainya.
Menurut Mbak Ita, agar penanganan stunting berjalan optimal, program ini tidak hanya menyasar pada anak saja, tetapi juga ibu hamil dan remaja calon pengantin. Hal itu karena ibu hamil dan remaja putri yang tidak cukup gizi berpotensi menghasilkan keturunan stunting. Penanganan stunting di Kota Semarang dinilai Kepala BKKBN Pusat Hasto Wardoyo, telah membuahkan hasil positif. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), tercatat penurunan angka stunting Kota Semarang berada di angka 10.9 persen.
Hasto juga mengapresiasi dan menjadikan inovasi yang dilakukan Pemerintah Kota Semarang sebagai percontohan, serta rujukan pengendalian stunting di Indonesia. Hal tersebut dituturkan Hasto saat membuka Pembekalan dan Orientasi Tim Pendampingan Keluarga (TPK) di Aula Kecamatan Gajahmungkur. Atas keberhasilan Wali Kota Semarang menurunkan stunting, iNews Media Group pun turut memberi penghargaan Indonesia Awards 2023 kategori Excellent Award For Strategic Initiative Program Pengentasan Stunting. Penghargaan ini diberikan pada malam penganugerahan Indonesia Awards 2023 di iNews Tower, Jakarta, Kamis (31/8/2023).
Editor: Rizqa Leony Putri