Demo Larangan Study Tour, Puluhan Sopir Bus Pariwisata Blokade Flyover Pasupati Bandung
Herdi menyatakan, mereka yang mengikuti aksi berasal dari berbagai elemen usaha transportasi pariwisata serta pekerjanya, travel agen, sektor UMKM. P3JB berharap dapat bertemu dengan Gubernur Jawa Barat untuk menyampaikan aspirasi tersebut.
"Kita sudah melakukan beberapa upaya, termasuk audensi, termasuk para pengusaha dari sektor transformasi pariwisata Jabar, sudah melayangkan surat yang saya dapat info ke Gubernur pada bulan Mei 2025. Saat itu tidak direspon oleh yang bersangkutan oleh Gubernur," ujar Herdi.
Dia menuturkan, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi pilih kasih dengan masyarakat. Sebab, Dedi Mulyadi justru enggan bertemu dengan pelaku usaha dan pekerja pariwisata.
"Gubernur Jabar ini sepertinya ingin bertemu dan selalu memilih oligarki. Dengan si a, si b, katakanlah mau bertemu, tapi dengan pengusaha dari sektor pariwisata tidak mau bertemu," tuturnya.
Herdi mengatakan, jika belum bisa bertemu Gubernur Jabar, P3JB bakal menyiapkan rencana berikutnya dengan massa yang lebih besar. Aksi saat ini hanya diikuti 10 persen dari total seluruh pekerja pariwisata di Jawa Barat.
"Kalau total saya bilang tadi, yang bekerja di sektor ini di Jawa Barat sekitar 8.000. Itu yang formal. Yang informal itu sekitar 5.000. Yang berarti ada 13.000. Yang bekerja di sektor transportasi rata-rata informal," ucap Herdi.
Dampak kebijakan Dedi Mulyadi melarang study tour, ujar Herdi, terjadi penurunan drastis order. Mereka yang menikmati pariwisata di Jawa Barat didominasi dari study tour.
"Saya katakan menu utama Jabar itu, jangan ada yang membantah. Karena Jabar bukan Bali. Menu utama Bali itu wisatawan asing. Menu utama Jawa Barat itu adalah wisatawan, study tour, anak-anak sekolah yang jumlahnya cukup besar, potensi pasarnya sangat besar," ujar dia.
Editor: Kastolani Marzuki