Din: Klaim Diri Paling Toleran Sedangkan yang Lain Tidak Itu Bentuk Intoleransi
Tuduhan sepihak seperti itu, kata dia, sering muncul sebagai bermotif politik. Sikap itu sejatinya merupakan bentuk intoleransi.
“Dari pada mengembangkan pendekatan bernada fobia demikian, sebaiknya bangsa mengembangkan budaya toleransi sejati. Jika ada masalah di antara kelompok-kelompok, sebaiknya dikembangkan budaya dialog. Dialog adalah cara bermartabat untuk mengatasi yang ada,” katanya.
Saat ini, Din sedang berada di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, untuk menghadiri Konferensi Toleransi. Konferensi itu adalah yang keenam kalinya diselenggarakan Forum Promosi Perdamaian dalam Masyarakat Islam yang dipimpin Syekh Abdullah Bin Bayyah, seorang ulama terkemuka di dunia. Konferensi itu dihadiri sekitar 300 tokoh berbagai agama dari berbagai negara.
Dari Indonesia, selain Din Syamsuddin, turut hadir Amany Lubis (Rektor UIN Jakarta), Amal Fathullah Zarkasyi (Rektor Unida Gontor), Khuzaimah Y Tanggo (Rektor IIQ), KH Abdullah Jaidi (Ketua MUI), dan Zaitunah (Dosen UIN Jakarta).
Dalam konferensi itu dibahas beberapa aspek dari pengembangan budaya toleransi dalam kehidupan masyarakat majemuk. Di antaranya adalah formulasi baru toleransi, etika toleransi, peluang bagi perdamaian dan Aliansi Keutamaan.
“Konferensi ini membawa pesan kuat dan relevan dengan bangsa Indonesia yang memiliki kemajemukan,” katanya.
Editor: Ahmad Islamy Jamil