Doa Guru Menggema untuk Negeri, Kemenag Umumkan Donasi Rp150 Miliar di Puncak HGN 2025
“Kemudian, kami juga melakukan semacam revisi anggaran yang berasal dari kemenag yang nanti semuanya ini akan kita berikan kepada warga yang terdampak ya, di tiga provinsi besar seperti Aceh, Sumatra utara dan Sumatra Barat,” tuturnya.
Selain donasi bencana, Kemenag juga menyampaikan komitmen lanjutan terkait kesejahteraan guru, termasuk upaya percepatan Bantuan Subsidi Upah bagi guru non-ASN dan non-sertifikasi.

Tak hanya doa dan donasi, Puncak HGN 2025 juga menjadi ajang pemberian apresiasi kepada para guru berprestasi dan tenaga kependidikan yang dinilai berdedikasi dalam mengembangkan mutu pendidikan.
Penghargaan diserahkan langsung oleh Menteri Agama sebagai bentuk penghormatan atas perjuangan guru yang selama ini berkiprah di kota, desa, hingga daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar). Hal tersebut diharapkan menjadi motivasi bagi para pendidik untuk terus berinovasi, memperkaya metode pembelajaran, dan menjadi role model bagi peserta didik.
Puncak HGN 2025 bukan hanya perayaan rutin, tetapi juga ajang refleksi dan konsolidasi nasional untuk memperkuat arah pendidikan Indonesia. Kemenag menekankan pentingnya kolaborasi seluruh pihak seperti pemerintah, guru, sekolah, komunitas, dan masyarakat, untuk membangun ekosistem pendidikan yang berkelanjutan.
Melalui tema “Merawat Semesta dengan Cinta”, HGN tahun ini mengajak seluruh guru untuk terus menebarkan semangat kasih, kepedulian, dan keberanian menghadapi perubahan. Guru menjadi pilar utama dalam menjaga masa depan bangsa, sekaligus penjaga nilai kemanusiaan di ruang-ruang kelas.
“Kita berikan apresiasi kepada guru-guru yang berjasa. Sesuai dengan tema kali ini, yakni Merawat Semesta dengan Cinta,” kata Menag.
Peringatan Puncak Hari Guru Nasional 2025 meninggalkan pesan yang kuat: bahwa profesi guru bukan hanya soal mengajar, tetapi juga merawat harapan, menyembuhkan luka bangsa melalui doa, dan bergerak bersama membantu sesama. Dengan terkumpulnya donasi besar dan doa yang menggema dari ribuan guru, peringatan ini menjadi simbol nyata bahwa dunia pendidikan Indonesia selalu hadir, bukan hanya mendidik, tetapi juga merangkul negeri.
Editor: Rizqa Leony Putri