Fakta Baru Ungkap Komitmen Gus Yahya ke Palestina, Tepis Tuduhan Pro-Zionis
JAKARTA, iNews.id - Tuduhan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) merupakan simpatisan Zionis kembali mencuat ke publik dalam beberapa pekan terakhir. Isu itu dipicu oleh kehadiran akademisi Peter Berkowitz dalam kegiatan PBNU dan diungkitnya pertemuan antara Gus Yahya dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada 2018.
Namun, rangkaian data, testimoni resmi, serta rekam jejak tindakan PBNU justru menampilkan fakta yang sangat berbeda. Dokumen analisis komprehensif mengungkap bahwa tuduhan tersebut tidak hanya keliru, tetapi juga bertentangan dengan bukti-bukti yang selama ini dapat diverifikasi.
Dokumen itu menyajikan kronologi lengkap, termasuk peristiwa menegangkan saat Gus Yahya secara terbuka menolak tawaran normalisasi hubungan Indonesia–Israel di hadapan Netanyahu.
Menurut kesaksian delegasi yang hadir pada 2018, pertemuan itu bukanlah agenda yang direncanakan. Rombongan PBNU tiba-tiba diarahkan ke kantor Netanyahu dan ditawarkan peran sebagai mediator normalisasi. Dalam situasi diplomatik yang sangat sensitif, Gus Yahya memberikan sikap tegas yang membuat Netanyahu kecewa dan langsung meninggalkan ruangan.
“Saya terang-terangan dan tegas menyatakan bahwa saya datang ke sini demi Palestina. Dan saya nggak akan pernah berhenti dengan posisi itu apapun yang terjadi,” kata Gus Yahya, sebagaimana dikutip dalam dokumen tersebut, Selasa (2/12/2025).
Penolakan keras itu bahkan memicu kegaduhan internal di parlemen Israel dan dijadikan sorotan oleh media setempat.
Bantahan paling kuat terhadap tuduhan pro-Zionis datang dari Palestina sendiri. Wakil Hakim Agung Palestina, Mohammed A.Y. Azzam, ketika berkunjung ke PBNU pada April 2023, menyampaikan apresiasi mendalam atas posisi Gus Yahya.
“Kami merasa tenang karena Syekh Yahya berada di pihak kami melalui cara yang sangat humanis dan internasional,” ujarnya saat berkunjung ke PBNU beberapa waktu lalu.