Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : KTT G20 di Afrika Selatan Tetap Akan Hasilkan Keputusan meski Diboikot Trump
Advertisement . Scroll to see content

G20, Indonesia Pimpin Pembangunan Kolaborasi Global

Selasa, 25 Oktober 2022 - 23:03:00 WIB
G20, Indonesia Pimpin Pembangunan Kolaborasi Global
G20. (Foto: dok Kominfo RI)
Advertisement . Scroll to see content

Kolaborasi Jaringan Kesehatan Global

Arsitektur kesehatan global menjadi salah satu isu prioritas yang dibahas dalam Sesi Pertama Pertemuan Sherpa ke-2 Presidensi G20 Indonesia di Labuan Bajo, Senin (11/7/2022). Hal ini disebabkan masih berlangsungnya pandemi Covid-19 yang juga berdampak pada perekonomian banyak negara.

Selain itu, dampak ketegangan geopolitik juga telah memengaruhi ketahanan pangan global, karena secara tidak langsung akan menyebabkan kenaikan harga jika distribusi bahan pangan terhambat.

Pandemi Covid-19 dan konflik antarnegara (yang terkini adalah Rusia dan Ukraina) juga berdampak besar pada sektor pariwisata. Konflik berkepanjangan dapat menyebabkan hilangnya pendapatan pariwisata sekitar 14 miliar Dolar Amerika secara global pada 2022.

Menyadari tantangan yang semakin berat, Presidensi G20 Indonesia telah mendorong penguatan ketahanan kesehatan global untuk memastikan G20 akan berkontribusi pada penguatan sistem kesehatan global yang lebih inklusif dan responsif terhadap krisis.

Pada sektor kesehatan, telah disampaikan sejumlah hasil bahasan mengenai inisiatif G20 pada Presidensi Indonesia, yakni Financial Intermediary Fund dan Finance Health Platform sebagai sarana pendanaan agenda kesehatan global pasca krisis pandemi.

Adapun dibahas mengenai pentingnya sentralitas dan kepemimpinan WHO, serta komitmen negara-negara di dunia terhadap prinsip-prinsip kesehatan yang telah ditetapkan.

Sri Mulyani pada G20. (Foto: dok Kominfo RI)

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pembahasan kesiapsiagaan merespon pandemi ini mulai diangkat dalam Presidensi G20 di Roma, Italia. Salah satunya, dengan membentuk Financial Intermediary Fund (FIF) dalam rangka mendukung tata kelola kesehatan global.

Menurut Menkeu, sebagian besar negara anggota G20 memberikan dukungan kuat bahwa WHO perlu diperkuat dalam hal efektivitas, kredibilitas, serta sumber daya yang lebih memadai. Terlebih jika terkait dengan pandemi atau juga perubahan iklim, dunia dihadapkan pada kesenjangan antara isu yang perlu ditangani, disandingkan dengan ketidakseimbangan tata kelola atau sumber daya masing-masing negara yang menciptakan respon berbeda.

“Khususnya dalam pandemi, kita melihat WHO sebagai tata kelola atau otoritas kesehatan global perlu dibenahi dan kemudian G20 sebagai forum utama ekonomi global memutuskan bahwa kita perlu mendukung melalui pembentukan dari FIF ini,” kata Menkeu.

FIF telah didirikan di bawah World Bank sebagai wali amanat. Saat ini, FIF telah memiliki 15 kontributor, yakni 12 kontributor berasal dari anggota G20 dan 3 filantropi internasional dengan dana yang terkumpul mencapai 1,373 miliar Dolar Amerika.

“Kami sekarang tidak membahas apakah kami membutuhkan FIF, tetapi kami berbicara tentang apa yang akan menjadi tata kelola agar kami dapat menggunakan dana 1,373 miliar Dolar Amerika dalam hal bagaimana kami akan memperkuat respon kesiapsiagaan pandemi, terutama di negara berkembang,” ucap Menkeu.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut