Gawat! Perwira TNI Surati Presiden Minta Jatah Gubernur Jabar karena Perintah Dukun
Versi dia, pemimpin kelompok itu sakti semacam dukun. Bahkan disebutnya orang Timur itu bisa membunuh dari jauh. “Makanya saya nekat,” ucapnya, ditirukan Kahardiman.
Belum berhenti di situ. Menurut cerita pamen terperiksa itu, si dukun menyuruhnya agar membuat surat permintaan menjadi gubernur Jabar. Sang perwira makin keder karena saat itu dukun memperlihatkan api di tangannya seolah-olah menegaskan kesaktiannya.
Kahardiman tak ayal heran. Penasaran dia mempertanyakan dari mana sang pamen itu mengenal pria yang diklaim dukun tersebut. Rupanya berawal dari obrolan saja. Pamen itu menanyakan kepada dukun kenapa kariernya di AU mandeg.
Bukannya mendapat pertolongan, eh ujungnya malah dia harus kirim surat ke presiden. Suatu hal yang ketika itu bukan saja dianggap tidak sopan, tapi benar-benar di luar kepatutan. Jangankan pamen, jenderal TNI saja belum tentu menyurati Soeharto jika tak ada keperluan penting urusan negara.
Kahardiman tak kurang akal. Dia pun menawarkan agar AU menyelesaikan persoalan tersebut. Tak diduga sang pamen sangat gembira. “Ya saya senang sekali,” katanya dengan muka cerah.
Kahardiman lantas teringat dengan AM Hendropriyono. Baginya ahli intelijen itu dianggap sebagai sosok tepat untuk berdiskusi bagaimana mengenai masalah perdukunan tersebut.
Kahar mengenal Hendro kala prajurit Kopassus itu masih berpangkat mayor dan bertugas di Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI. Kahar lantas menelepon lulusan Akademi Militer Nasional (AMN) 1967 tersebut. Lulusan UGM ini lantas menceritakan apa yang sedang ditanganinya. Hendro merespons sigap.