Geologi ESDM: Erupsi Gunung Anak Krakatau 2 Km, Letusan 1883 12 Km
JAKARTA, iNews.id - Banyak pihak yang membandingkan erupsi Gunung Anak Krakatau pada Sabtu (22/12/2018) yang memicu tsunami Selat Sunda dengan letusan Gunung Krakatau pada 1883. Erupsi Anak Krakatau itu kemudian melahirkan tsunami yang menerjang Banten dan Lampung.
Sekretaris Badan Geologi KESDM Antonius Ratdomopurbo mengatakan, membanding dua gunung tersebut tidak tepat. Alasannya kondisi kedua gunung jauh berbeda.
"Kita sering membandingkan dengan 1883, bisa dibayangkan Anak Krakatau itu ukurannya 2 kilometer radiusnya, sebelum 1883 ada tiga pulau yang bergandengan, dan itu ukurannya 12 kilometer, dan itu hilang," katanya di Gedung KESDM, Jakarta, Kamis (27/12/2018).
Untuk saat ini, Purbo menjelaskan, longsoran Gunung Anak Krakatau berada di sisi barat daya. Namun, hal itu tidak dapat disandingkan dengan letusan Krakatau pada 1883 karena pada tahun tersebut Krakatau membentuk Kaltura.
"(Saat ini) bukan pembentukan kaltura dan amblesnya sekitar 1 kilometer turunnya ke laut. Yang tadinya ada tiga pulau besar, tiba-tiba pulau itu hilang. Tahun 1883 dan Jakarta kena. Tapi bandingnya lain, skalanya lain dengan sekarang," ujarnya.