Geologi ESDM: Erupsi Gunung Anak Krakatau 2 Km, Letusan 1883 12 Km
Purbo mengatakan, naiknya status Gunung Anak Krakatau dari Waspada ke Siaga, hanya meletuskan lava pijar dari dalam perut gunung. Hal itu juga tidak akan menimbulkan tsunami secara.
"Setelah menggelegar (meletus), magma mengalir. Magma itu mengalir pelan-pelan menyentuh air. Itu tidak akan menimbulkan tsunami," katanya.
Dia memaparkan, dengan keluarnya strombolian (letusan) dari Gunung Anak Krakatau tidak akan menyebabkan tsunami secara langsung ke laut. "Itulah mengapa efek langsung dari gunung terhadap tsunami itu tidak ada karena magma itu berjalan pelan-pelan ke lereng, dan kemudian ke laut," ujarnya.
Purbo menambahkan, yang perlu diwaspadai pada peristiwa tsunami yang terjadi pada Sabtu (22/12/2018) adalah longsoran lereng gunung. Terkait hal itu, dia mengaaku, akan memberikan masukan ke Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) perihal apa saja yang perlu disiapkan untuk mengantisipasi terjadinya tsunami.
Editor: Djibril Muhammad