Gubernur Jakarta dari Masa ke Masa, Periode Kemerdekaan hingga Bukan Lagi Ibu Kota Negara
Selama lima tahun kepemimpinannya di Jakarta, Tjokropranolo melaksanakan berbagai program, termasuk pengembangan angkutan kereta api Jabodetabek, pengoperasian Metromini dan Kopaja, serta program lainnya.
R Soeprapto dipercaya menggantikan Tjokropranolo sebagai gubernur DKI Jakarta dari 1982 hingga 1987. Selama masa jabatannya, dia berkontribusi besar dengan mengubah daerah seperti Kemang, Bintaro, dan Pondok Indah menjadi kawasan elite.
Namun kepemimpinannya juga diwarnai beberapa insiden, seperti kebakaran Gedung RRI Jakarta, ledakan gudang peluru di Cilandak, dan serangkaian ledakan di Kantor BCA Jalan Gajah Mada, pertokoan Jembatan Metro, Glodok, dan Jakarta Kota.
Wiyogo Atmodarminto, juga dikenal sebagai Bang Wi, merupakan Gubernur DKI Jakarta ke-10. Selama masa kepemimpinannya, dia melarang operasional becak di Ibu Kota.
Sebagai penggantinya, dia menyediakan ribuan bajaj, bemo, dan ratusan Mikrolet sebagai moda transportasi alternatif.
Gubernur ke-11 Surjadi Soedirdja, saat memimpin Jakarta menerapkan kebijakan seperti sistem satu arah dan pembangunan beberapa ruas tol.
Selain itu, di bawah kepemimpinannya, Jakarta meraih berbagai prestasi, termasuk Piala Adipura untuk lima kota madya DKI Jakarta.

Selama 10 tahun menjabat Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, akrab dipanggil Bang Yos, melaksanakan berbagai proyek penting. Di antaranya adalah pembangunan Taman Semanggi dan peluncuran koridor pertama TransJakarta yang sampai sekarang berfungsi sebagai solusi mengatasi kemacetan di Jakarta.

Sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo pernah menjabat Wakil Gubernur di bawah Sutiyoso. Selama masa kepemimpinannya, dia menyelesaikan berbagai proyek penting, termasuk Jalan Layang Non-Tol Casablanca, Jalan Layang Non-Tol Antasari-Blok M, serta pembangunan transportasi Moda Raya Terpadu (MRT).