Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Christiano Pengemudi BMW Penabrak Argo Mahasiswa UGM hingga Tewas Divonis 14 Bulan Penjara
Advertisement . Scroll to see content

Guru Besar UGM Marah Gerakan Kritik dari Kampus Disebut Ditunggangi: Saya Tersinggung!

Kamis, 08 Februari 2024 - 10:24:00 WIB
Guru Besar UGM Marah Gerakan Kritik dari Kampus Disebut Ditunggangi: Saya Tersinggung!
Sivitas akademika UGM saat membacakan Petisi Bulaksumur (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Guru Besar Fakultas Psikologi UGM, Prof Koentjoro, marah karena gerakan kritik para guru besar dan civitas akademika disebut ditunggangi kepentingan politik. Dia merespons pernyataan Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana yang menyebut seolah ada upaya orkestrasi politik di balik sikap para civitas akademika tersebut.

Dia menegaskan, gerakan kritik tersebut merupakan wujud kecintaan civitas akademika UGM terhadap Indonesia dan juga almamaternya.

"Saya sangat tidak puas. Saya tersinggung. Silakan bapak lihat ketika kami membacakan petisi Bulaksumur, dua kali saya membaca Bismillah. Saya membacakan dengan suara kasih dari UGM mengingatkan alumninya," ujar Koentjoro, dikutip Kamis (8/2/2024).

Koentjoro mengatakan, munculnya petisi Bulaksumur murni dilandasi rasa kekeluargaan yang saling mengingatkan satu dengan yang lain.

"Saya cinta Indonesia, cinta NKRI dan cinta UGM, karena itu UGM mengingatkan alumnusnya, dasarnya cuma itu," ucapnya.

Koentjoro menjelaskan, petisi Bulaksumur yang dibacakan beberapa waktu lalu dirumuskan secara serius melibatkan banyak pihak dan berbagai tokoh-tokoh penting UGM.

"Dan di UGM itu ada 250 orang merumuskan petisi Bulaksumur, di situ ada debat hingga akhirnya ada tanda tangan ada mantan dua rektor hingga wakil rektor hadir di acara itu, kami tidak main-main," kata dia.

Sebelumnya, Koordinator Khusus Staf Presiden Ari Dwipayana menilai pernyataan sikap sejumlah guru besar dari beberapa perguruan tinggi merupakan hal wajar dalam demokrasi, terlebih di tahun politik. Namun, menurutnya seolah ada upaya orkestrasi narasi politik untuk kepentingan elektoral di balik pernyataan sikap para civitas akademika.

"Akhir-akhir ini, terlihat ada upaya yang sengaja mengorkestrasi narasi politik tertentu untuk kepentingan elektoral. Strategi politik partisan seperti itu juga sah-sah saja dalam ruang kontestasi politik," kata Ari dalam keterangannya, Jumat (2/2/2024

Editor: Reza Fajri

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut