Guru Besar UI Diintimidasi Sebelum Bacakan Petisi, TPN: Preseden Buruk Demokrasi
JAKARTA, iNews.id - Direktur Eksekutif Komunikasi Politik Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud Achmad Baidowi angkat bicara ihwal pengakuan adanya intimidasi terhadap guru besar Universitas Indonesia (UI) saat hendak menyuarakan petisi berisi pesan kebangsaan untuk pemerintah. Dia mengaku prihatin terhadap adanya intimidasi tersebut.
Dia mengingatkan penyampaian pendapat dan kritik diperbolehkan dalam undang-undang (UU).
"Kalau memang itu benar, tentu menjadi keprihatinan bersama ya, karena menyampaikan pendapat di negeri ini kan dilindungi UU, asalkan tidak menghina, tidak mencela, tidak memfitnah. Kalau sampaikan pendapat dan kritikan, itu kan semua mnya dilindungi UU," kata Awiek saat dihubungi, Minggu (4/2/2024).
Awiek mengingatkan aparat keamanan dan pemerintahan untuk dapat bersikap netral dalam Pemilu 2024. Dia berkata, masyarakat menginginkan aparatur negara tidak memihak dalam kontestasi demokrasi lima tahunan itu.
Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut berharap informasi adanya intimidasi itu tidak benar. Bila benar, Awiek mengatakan akan menjadi preseden buruk bagi pembangunan demokrasi Indonesia.
"Mudah-mudahan, informasi intimidasi itu tidak benar. Kalau ternyata benar ada intimidasi tentu menjadi preseden buruk bagi pembangunan demokrasi Indonesia yang sudah tertata dengan baik ini," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Harkristuti Harkrisnowo mengaku diintimidasi oleh seorang oknum saat hendak mengkritik pemerintah era Presiden Joko Widodo (Jokowi) lewat pesan kebangsaan.
Dikatakannya, intimidasi itu datang dari seseorang yang mengaku alumni UI melalui aplikasi pesan WhatsApp (WA).
"Kami ada intimidasi juga, kami mendapat WA dari salah seorang mahasiswa kami (alumni Fakultas Hukum) yang mengatakan kecewa kenapa UI ikut UGM dan UII, karena kita bisa pergi ke pejabat berwenang untuk menyampaikan ide," kata Harkristuti kepada wartawan di Halaman Rektorat UI, Depok, Jawa Barat, Jumat (2/2/2024).
"Kebetulan dia dari angkatan pakai seragam walau tak menyebut nama, tapi dia berusaha agar kita tidak melakukan saat ini," ujarnya.
Editor: Rizky Agustian