Hadapi Bonus Demografi, 3 Juta Lapangan Kerja Baru Harus Disediakan Setiap Tahun
"Bonus demografi ini hanya jarang sekali datang. Kita lihat contohnya di Jepang di sana lebih banyak penduduk tua daripada muda. Generasi muda yang produktif sibuk dengan pekerjaan dan tidak ingin memperbanyak jumlah anak. Bahkan di negara maju ada double income no kids. Ini menjadi trend baru di dunia maju, dan mulai terjadi di eksekutif muda di Indonesia," ucap Muhadjir Effendy.
Hal tersebut kata Muhadjir Effendy menyebabkan aging population. Sehingga warga yang produktif menjadi tua semakin banyak.
"Namun aging population ini apabila tidak memiliki celengan atau saving untuk hari tuanya maka hidupnya akan bergantung pada negara. Tantangannya sangat berat memanfaatkan bonus demografi," ujar Muhadjir Effendy.
Dia pun menekankan pemanfaatan teknologi agar generasi muda produktif, tapi jika tidak disiapkan lapangan pekerjaan yang produktif maka akan percuma ada bonus demografi. Sehingga pemerintah harus menciptakan lapangan pekerjaan seluas-luasnya. Investasi itu untuk menciptakan lapangan kerja.
"Masyarakat Indonesia dengan usia produktif sebanyak 141 juta tenaga kerja, dan setidaknya ada sembilan juta orang selama masa pandemi Covid-19 berstatus pengangguran," ucap Muhadjir Effendy.
Muhadjir menyebutkan ada 1,3 juta orang lulus dari perguruan tinggi masuk dunia kerja setiap tahun ditambah dari 3,6 juta dari SMA dan sederajat yang bisa masuk ke perguruan tinggi hanya 1,8 juta orang.
"Pemerintah harus menciptakan minimal 3 juta lapangan kerja setiap tahunnya. Untuk mewujudkannya, riset tidak hanya berkutat pada ilmu pengetahuan murni tapi juga terapan. Dengan dibentuknya Brida untuk setiap daerah siap menuju transformasi ke Indonesia emas 2045," kata Muhadjir Effendy.
Editor: Rizal Bomantama