Haji Wada: Pengertian, Tata Cara dan Sejarahnya
Menurut Ahmad Sarwat, Lc dalam bukunya yang berjudul ‘Ensiklopedia Fiqih Indonesia: Haji & Umrah’, pelaksanaan ibadah haji yang dilakukan Rasulullah SAW tersebut merupakan penanda puncak keberhasilan dakwah yang beliau lakukan. Dalam momen tersebut, Rasulullah SAW pun menyampaikan nasihat dan wasiat terakhirnya.
Pada bulan Zulqa’dah tahun 10 Hijriyah, Rasulullah SAW dan para sahabatnya mempersiapkan diri untuk menunaikan haji ke Makkah. Berita ini terdengar oleh kaum Muslimin di sekitar Madinah, yang kemudian turut mengikuti perjalanan dan bertalbiyah bersama Rasulullah. Disebutkan dalam buku Syaikh Hanafi AL-Mahlawi berjudul Hari-Hari Allah; Momen-Momen Bersejarah yang Allah Muliakan, jumlah kaum Muslimin yang mengikuti ibadah haji saat itu sebanyak 90.000 orang. Namun, ada pula yang berpendapat jumlahnya mencapai 104.000 orang.
Rombongan tersebut mengambil miqat di Dzul Hulaifah, yang letaknya 11 kilometer sebelah selatan Madinah. Setiba di Tanah Haram pada tanggal 4 Zulqa’dah, Rasulullah SAW bergegas menuju Kakbah untuk kemudian menunaikan ibadah haji.
Rasulullah SAW menunjukkan kepada seluruh Muslim yang hadir saat itu tata cara melaksanakan ibadah haji serta sunnah-sunnahnya secara terperinci.
Selain itu, beliau juga menyampaikan beberapa kali khutbah berisi penjelasan dan nasihat. Di kesempatan terakhir, Rasulullah SAW menyampaikan kalimat perpisahan. Beliau berkata,
“Wahai sekalian manusia, dengarkanlah perkataanku. Aku belum tahu secara pasti, boleh jadi aku tidak akan bertemu kalian lagi setelah tahun ini dengan keadaan seperti ini.”
Pada momen itu pula, turun ayat Alquran yang memperkuat isyarat bahwa Rasulullah tak lama lagi tutup usia seiring telah disempurnakannya agama Islam oleh Allah SWT. Sebagaimana firman Allah dalam QS Al-Maidah ayat 3,
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu.”
Beberapa waktu setelah pulang dari haji wada, Rasulullah SAW mengalami sakit. Selama beberapa hari kondisinya lemah, bahkan sempat pingsan. Hingga kemudian, Rasulullah SAW meninggal dunia dalam usia 63 tahun pada tanggal 12 Rabi’ul Awal tahun 11 Hijriyah.
Editor: Puti Aini Yasmin