Harga Kedelai Meroket, Profesor IPB Buka-bukaan Soal Solusinya
Lebih lanjut, kata dosen dari Departemen Agronomi dan Hortikultura, bila teknologi ini dikembangkan dengan menggunakan benih kedelai unggul maka potensi produktivitasnya bisa mencapai 4,63 ton per hektar.
Sedangkan, bila dilakukan di lahan pertanian tipe luapan dengan area 500 hektar maka potensi produksi bisa mencapai 2,6 ton per hektar.
Ia memaparkan pada tahun 2021, produksi kedelai dari lahan non pasang surut hanya sebesar 200.000 ton. Sedangkan, sebanyak 2,4 juta ton dipenuhi dengan menggarap lahan pasang surut di area tanam 1 juta hektar.
Padahal, kata Munif, Indonesia memiliki lahan pasang surut seluas 20 juta hektar. Ia pun menilai, bila lahan tersebut dimanfaatkan bisa mencukupi kebutuhan nasional.
"Apabila 5 persen saja dari lahan pasang surut tersebut dimanfaatkan untuk budidaya kedelai, diperkirakan dapat mencukupi kebutuhan nasional," ucap Munif.
Ia pun berharap pemerintah bisa memanfaatkan teknologi temuan anak bangsa. Dengan begitu, Indonesia tidak lagi tergantung pada impor kedelai karena bisa memenuhi kebutuhannya sendiri.
"Untuk itu perlu langkah-langkah konkret untuk mengimplementasikan berbagai teknologi temuan para akademisi dan peneliti, salah satunya teknologi BJA ini untuk membebaskan Indonesia dari problem kelangkaan kedelai yang terus berulang," tutup dia.
Editor: Puti Aini Yasmin